Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Utomo: Sejarah Berdiri dan Peranannya

Kompas.com - 24/12/2019, 08:00 WIB
Serafica Gischa ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Nama dr Soetomo diabadikan sebagai nama rumah sakit di Surabaya dan mendapat gelar pahlawan pada tanggal 27 Desember 1961.

Baca juga: Biografi Samanhudi, Pahlawan dan Pedagang Batik

  • Dokter Wahidin Sudirohusodo

Diambil dari buku Kumpulan Pahlawan Indonesia (2012) karya Minarwati, beliau lahir di Sleman, Yogyakarta pada tanggal 7 Januari 1852.

Ketika bersekolah, Wahidin Sudirohusodo termasuk salah satu murid yang cerdas. Wahidin kecil bersekolah di Europeesche Lager School atau setingkat SD untuk orang Belanda.

Menamatkan sekolah kedokteran di sekolah kedokteran STOVIA bersama dengan Soetomo.

Semasa hidupnya, Wahidin dikenal sebagai dokter yang dermawan dan senang bergaul dengan rakyat kecil.

Dengan begitu beliau bisa merasakan dan menolong masyarakat yang kesusahan.

Semangat nasionalisme untuk membebaskan rakyat dari penjajahan tumbuh dalam jiwa dokter Wahidin sudirohusodo.

Baca juga: Biografi Alexander Graham Bell, Penemu Telepon

Baginya salah satu hal untuk terbebas dari penjajahan adalah dengan membebaskan rakyat dari kebodohan.

Untuk itu pihaknya mengumpulkan dana untuk orang-orang yang cerdas namun tidak bisa sekolah. Kegiatan tersebut dikenal sebagai "dana pelajar".

Meskipun bukan sebagai pendiri organisasi Budi Utomo, namanya terus dikaitkan karena sebagai pelopor organisasi modern pertama di Indonesia.

Selain itu, Wahidin juga sering memberikan indpirasi dan motivasi lahirnya pergerakan nasional di kalangan pelajar Stovia.

Beliau menutup usia pada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di Desa Mlati, Yogyakarta.

Untuk menghormati jasanya, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Indonesia pada tanggal 6 November 1973.

Lahirnya Budi Utomo

Diambil dari buku A History of Modern Indonesia (2001) karya MC Ricklefs, Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 di jalan Abdulrahman Saleh No 26, Jakarta.

Saat itu dokter Soetomo menjadi ketua dari organisasi yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi organisasi tersebut.

Baca juga: Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com