Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Samanhudi, Pahlawan dan Pedagang Batik

Kompas.com - 10/12/2019, 17:44 WIB
Ari Welianto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi pengusaha batik, sosok Samanhudi tidak asing lagi.

Dia adalah saudagar batik dan pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI) sebuah organisasi sebagai wadah para pengusaha batik di Surakarta.

Organisasi itu bertujuan untuk membela kepentingan dan mengakomodir kebutuhan pedagang Indonesia.

Ini juga untuk menghadapi persaingan di dunia perbatikan dengan pengusaha Hindia Belanda.

Baca juga: 4 Perempuan Pahlawan Nasional

Karena ada perberdaan perlakuan yang didapatkan oleh pedagag tanah air dari pengusaha Hindia Belanda. Kondisi itu yang mengilhami membentuk SDI pada tahun 1911 di Surakarta.

Karir

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Samanhudi lahir di Surakarta pada 8 Oktober 1868.

Waktu kecil, Samanhudi memperoleh pendidikan agama Islam dan pendidikan umum di Sekolah Dasar Bumiputera kelas satu di Surabaya.

Di Surabaya, Samanhudi tidak hanya belajar tapi juga bekerja dengan berdagang.

Dengan bekal ilmu yang sudah diperoleh, Samanhudi terjun ke dunia perdagangan batik.

Beliau mengadakan hubungan dagang dengan para pedagang dari berbagai kota, seperti dari Purwokerto, Bandung, Surabaya, dan Banyuwangi.

Baca juga: Bung Tomo, Pahlawan yang Religius Tapi Tolak Poligami

Ia bahkan menjalin hubungan dagang dengan orang-orang Tiongkok dan Arab.

Jiwa dagang sudah ada di dalam dirinya sejak lama, sehingga dengan mudah bisa menarik hati masyarakat.

Berbekal pengalaman terjun langsung dalam bisnis perdagangan, pengetahuannya menjadi semakin luas.

Ditunjuk sebagai Ketua Sarekat Islam

Pada tahun 1912, SDI berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI) yang bersifat perkumpulan sosial ekonomi non-politik.

Ini bertujuan untuk memajukan perdagangan, memberi pertolongan kepada para anggotanya yang sedang kesusahan.

Baca juga: Menerobos Hutan Menuju Makam Pahlawan Nasional Cut Meutia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com