Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Abrasi Pantai: Penyebab dan Dampaknya

KOMPAS.com - Pantai adalah daerah pertemuan antara darat, laut dan udara di mana terjadi interaksi dinamis antara air, angin, dan material penyusun di dalamnya.

Interaksi tersebut menyebabkan wilayah pesisir mendapatkan tekanan dari berbagai aktivitas dan fenomena yang terjadi di darat maupun di laut.

Hal ini berdampak pada rentannya perubahan pantai, di mana perubahan tersebut dapat menjadi penyebab kerusakan pada daerah pesisir pantai yang dapat mengikis garis pantai.

Proses pengikisan tanah yang terjadi di pesisir yang diakibatkan oleh ombak dan air laut dapat disebut sebagai abrasi.

Apa itu abrasi?

Abrasi adalah fenomena terjadinya pengikisan garis pantai yang disebabkan oleh gerusan air laut yang secara terus menurus menghantam pesisir.

Abrasi pantai diartikan dengan proses terkikisnya batuan atau material keras seperti dinding atau tebing batu yang biasanya diikuti oleh longsoran dan runtuhan material.

Pada umumnya, abrasi pantai hampir terjadi di seluruh wilayah di Indonesia, di mana dampak yang diakibatkan oleh abrasi pantai sangat merugikan.

Abrasi tidak terjadi secara seketika, melainkan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Di mana gelombang yang terus-menerus menghantam pesisir, lambat laun pantai akan menyempit dan makin mendekati permukiman yang ada di sekitar.

Penyebab abrasi

Secara garis besar, abrasi pantai dapat diakibatkan oleh perubahan alam dan aktivitas manusia yang merusak lingkungan.

Pantai dapat dikatakan terjadi abarasi jika angkutan sedimen terjadi ke titik yang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah sedimen yang terangkut ke luar dari titik tersebut.

Adapun faktor-faktor penyebab abrasi antara lain: 

Menurunnya permukaan tanah

Pengambilan air tanah secara berlebihan untuk keperluan air minum maupun untuk pemenuhan kebutuhan air dapat menyebabkan turunnya permukaan tanah.

Penurunan permukaan tanah mengakibatkan penggenangan dan pada akhirnya akan meningkatkan risiko erosi dan abrasi pantai.

Intrusi air laut

Abrasi dapat disebabkan oleh naiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es di kutub bumi akibat pemanasan global.

Aktivitas manusia

Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan abrasi adalah reklamasi pantai, pembangunan pelabuhan, pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan, kegiatan wisata, dan aktivitas lain yang tidak memperhatikan lingkungan.

Perubahan iklim global

Perubahan iklim global berdampak pada naiknya permukan laut disebabkan oleh tingginya gelombang air laut di daerah pesisir sehingga tanah akan mudah terkikis oleh gelombang.

Minimnya tanaman penghambat abrasi

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang sangat vital, baik bagi pesisir, daratan maupun lautan.

Mangrove berperan penting untuk menahan sedimentasi dan meredam laju gelombang air laut sehingga ditujukan untuk menangkal dan mengurangi risiko abrasi pantai.

Faktor hidro-oseanografi

Faktor hidro-oseanografi adalah faktor alami yang menyebabkan terjadinya abrasi pantai, yang terdiri dari efek-efek gelombang, air laut, angin, dan fenomena pasang surut air laut.

Abrasi terjadi karena adanya gelombang akibat hembusan angin di permukaan air. Saat gelombang mendekati pantai, gelombang mulai bergesekan dengan dasar laut.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya turbulensi, kemudian membawa material dari dasar pantai atau menyebabkan terkikisnya pasir di pantai.

Dampak abrasi

Abrasi pantai merupakan salah satu bencana yang sangat merugikan bagi kehidupan masyarakat khususnya yang berada di pesisir pantai.

Dampak yang diakibatkan dari abrasi pantai adalah:

Referensi:

  • Hartuti Purnaweni. 2021. Pengelolaan Dampak Bencana Abrasi di Wilayah Pesisir Kabupaten Demak. Semarang: Fastindo.
  • Ramadhan, M. I. 2013. Buku Panduan Pencegahan Bencana Abrasi Pantai. Bandung: UPI
  • (Sumber: Kompas.com/Silmi Nurul Utami)

https://www.kompas.com/skola/read/2023/12/21/210000669/abrasi-pantai--penyebab-dan-dampaknya-

Terkini Lainnya

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Apa Saja Kewenangan Pemerintah Daerah?

Apa Saja Kewenangan Pemerintah Daerah?

Skola
Gejala Sosial akibat Pengaruh Penyimpangan Sosial

Gejala Sosial akibat Pengaruh Penyimpangan Sosial

Skola
Jenis dan Ciri Basa Madya dalam Bahasa Jawa

Jenis dan Ciri Basa Madya dalam Bahasa Jawa

Skola
5 Tipe Lembaga Sosial dalam Masyarakat

5 Tipe Lembaga Sosial dalam Masyarakat

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke