Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siklus Karbon: Pengertian, Proses Terjadinya, dan Permasalahannya

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

KOMPAS.com - Karbon merupakan unsur penyusun hampir seluruh makhluk hidup, pada tubuh manusia unsur karbon menyusun sekitar 18 persen. 

Selain itu, aktivitas makhluk hidup juga membutuhkan karbon dalam berbagai bentuk, di antaranya pada proses respirasi, makan, fotosintesis, transportasi, dan aktivitas lainnya. Proses perpindahan karbon dalam berbagai proses tersebut dinamakan dengan siklus karbon.

Pengertian siklus karbon

Siklus karbon adalah suatu aliran karbon yang melewati semua bagian di dalam sistem planet bumi baik berupa tumbuhan, hewan, hingga manusia dan proses terjadinya secara alami. 

Siklus karbon juga dapat dikatakan sebagai siklus biogeokimia dan terjadi pertukaran karbon pada biosfer, hidrosfer, geosfer, hingga atmosfer bumi.

Selain itu, siklus karbon merupakan suatu siklus penyimpanan dan juga perpindahan unsur karbon yang terjadi di antara udara, makhluk hidup, tanah, dan air.

Siklus karbon dapat bermula dari unsur karbon di udara dalam bentuk karbondioksida yang diserap oleh tumbuhan.

Dalam proses fotosintesis, tumbuhan mengubah karbondioksida bersama air menjadi karbohidrat (glukosa). 

Dalam proses selanjutnya, baik pada produsen maupun konsumen, glukosa dibentuk menjadi persenyawaan lain. Pada akhirnya, karbondioksida akan dilepas oleh konsumen ke udara pada waktu bernapas. 

Produsen dan konsumen yang telah mati juga akan diurai oleh bakteri pengurai, sehingga dihasilkan karbondioksida yang juga dikembalikan ke udara. Siklus karbon tidak hanya terjadi pada jaringan kehidupan di daratan, tetapi juga terjadi di perairan.

Di laut, fotosintesis terjadi di area yang tertembus sinar matahari. Sebagian besar karbon ditemukan pada kerang dan binatang berkulit keras lainnya dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO³).

Pada saat organisme tersebut mati, kulitnya terbenam dalam lumpur dan pasir sehingga terpencil dari kegiatan-kegiatan biologis. 

Melalui waktu yang panjang, beberapa deposit karbon tersebut menjadi bagian dari terumbu karang atau batuan berkapur, sementara yang lainnya menjadi bahan bakar fosil.

Bahan bakar fosil yang digunakan selanjutnya akan melepas karbon kembali ke udara, dan siklus pun dimulai lagi.

Permasalahan siklus karbon

Senyawa karbon adalah senyawa yang sering kita temui setiap hari dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dalam prosesnya, siklus karbon akan terus berputar untuk kembali lagi melewati proses yang sama.

Namun, siklus karbon tidak hanya memberikan manfaat namun juga memberikan dampak negatif atau permasalahan lainnya, salah satunya tingkat kandungan karbondioksida yang terdapat di atmosfer menjadi terlalu banyak. 

Tumbuhan yang berguna untuk mengubah karbondioksida menjadi oksigen setiap harinya mengalami pengurangan, hal ini terbukti dari banyak hutan yang hilang setiap tahun. Tidak heran jika kandungan karbondioksida yang terdapat di atmosfer memberikan efek rumah kaca atau global warming.

Hal itu disebabkan  sinar UV tidak dapat dipantulkan kembali keluar atmosfer, justru terpantul ke dalam bumi kembali dan mengakibatkan peningkatan suhu bumi.

Meskipun konsentrasi karbondioksida yang terdapat di udara sangat kecil jika dibandingkan dengan oksigen dan nitrogen, namun karbon dioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca. 

Tidak menutup kemungkinan jika konsentrasi karbondioksida akan terus mengalami peningkatan setiap harinya, maka siklus karbon sudah tidak dapat menyeimbangkan segala macam ekosistem di bumi.

Hal ini terbukti dari terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, pemanasan global, meningkatnya ketinggian permukaan air, mencairnya es di kutub dan masih banyak lagi.

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/12/175914269/siklus-karbon-pengertian-proses-terjadinya-dan-permasalahannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke