KOMPAS.com - Teori kultivasi pertama kali dikenalkan oleh Profesor George Gerbner, Dekan di Universitas Pennsylvania.
Kultivasi berarti penguatan, pengembangan, perkembangan, penanaman, atau pereratan. Artinya terpaan media mampu memperkuat persepsi khalayak terhadap realitas sosial.
Argumen pertama Profesor George Gerbner mengenai teori kultivasi, yakni telebisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering.
Teori kultivasi berkembang dari waktu ke waktu melalui serangkaian langkah metodologis dan teoritis oleh Gerbner dan koleganya.
Dikutip dari Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West & Lynn H.Turner, teori kultivasi menekankan pada sistem makro pengaruh televisi terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Teori kultivasi telah diaplikasikan terhadap beragam isu efek, seperti juga terhadap beragam situasi di televisi yang ditonton audiens.
Dalam melakukannya, peneliti telah membangun produk dan proses tertentu yang berhubungan dengan teori ini, di antaranya:
Empat tahap proses
Untuk menggambarkan pandangan mengenai televisi sebuah media yang berpengaruh secara budaya, peneliti kultivasi berdasarkan pada empat tahap proses, yaitu:
Mainstreaming dan resonance
Dalam analisis kultivasi, televisi memberikan kontribusi terhadap penciptaan sebuah kerangka kerja budaya atau pengetahuan. Kultivasi terjadi dalam dua cara, yakni:
Kecenderungan pada audiens tingkat tinggi untuk menerima realitas dominasi budaya yang mirip terhadap hal yang digambarkan media meskipun hal ini berbeda dari realitas aktual.
Perilaku yang muncul ketika kehidupan nyata audiens sejalan dengan realitas yang digambarkan pada media.
Indeks dunia yang kejam
Sebuah produk dari teori kultivasi yang terdiri dari tiga pernyataan sebagai berikut:
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/10/190000169/proses-yang-terjadi-dalam-teori-kultivasi