Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Karakteristik Bahan Serat dan Kayu

KOMPAS.com - Bahan serat dan kayu sering digunakan dalam kehidupan manusia. Keduanya memiliki manfaat besar dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum digunakan, kedua jenis bahan ini akan melalui proses pengolahan terlebih dahulu.

Bahan serat

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahan serat merupakan bahan utama pembuatan benang. Agar bisa dimanfaatkan dengan baik, bahan serat tersebut akan diproses secara mekanik dan kimiawi.

Secara garis besar, bahan serat dibagi menjadi dua, yakni bahan serat alam dan sintetis. Bahan serat alam berasal dari alam, bisa dari tumbuhan ataupun hewan. Sedangkan serat sintetis dibuat oleh tangan manusia dengan bantuan mesin.

Ada banyak contoh bahan serat alam dan sintetis. Berikut penjelasannya:

  • Serat wol

Menurut Handika Dany Rahmayanti, dkk dalam jurnal Karakterisasi Sifat Mekanik Benang Wol dan Benang Kasur (2019), serat wol merupakan bahan serat alam yang terbuat dari bulu domba berjenis biri-biri.

Jenis serat ini bercirikan tidak berkilau, agak kuat, keriting, memiliki tingkat elastisitas yang tinggi serta berkualitas baik untuk menahan panas. Namun, sayangnya jenis serat wol mudah kusut dan agak sedikit kaku.

  • Serat kapas

Kapas menjadi bahan utama dan sangat penting dalam tekstil. Serat kapas berasal dari serat halus dari biji tanaman kapas. Pengolahan serat kapas biasanya dipintal untuk dijadikan benang ataupun ditenun untuk menjadi kain.

Serat kapas mudah menyerap keringan dan cukup kuat bergantung pada kadar selulosanya. Jenis serat ini juga tergolong mudah dibentuk dan tidak begitu kaku.

  • Serat kapuk

Kapuk termasuk bahan serat alam yang diambil dari tanaman Ceiba pentandra. Jenis serat ini sering digunakan untuk pembuatan bahan pakaian, bantal, isolasi suara serta panas dan lain sebagainya. Kapuk memiliki sifat licin, lembut dan tidak elastis karena permukaanya sangat tipis.

  • Serat sutra

Sutra termasuk bahan serat alam yang diambil dari hewan ulat sutra. Jenis serat ini sering ditenun menjadi kain. Sutra yang paling banyak digunakan berasal dari larva ulat sutra murbei (Bombyx mori). 

Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin, berkilat kenyal, dan kuat yang biasanya digunakan untuk membuat karya seni. 

Melansir dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serat sutra memiliki tekstur lembut, mulus dan tidak licin. Agar bisa menghasilkan serat sutra yang bagus, kepompong direbus agar bisa diurai menjadi benang yang tidak akan mudah putus. 

  • Serat rayon viskosa

Dalam buku Composites Manufacturing and Testing (2017) karya Kadek Rihendra Dantes dan Gede Aprianto, rayon viskosa merupakan serat selulosa dari alam yang molekulnya disusun kembali, sehingga susunannya sama dengan serat selulosa lainnya. Bahan rayon ini sering digunakan dalam pembuatan tekstil.

  • Serat poliamida atau nylon

Serat nylon dihasilkan dari olahan berbagai bahan sehingga menghasilkan garam nylon. Garam inilah yang digunakan untuk membentuk filamen nylon. Jenis serat ini mudah terbakar dan memiliki bau yang khas.

  • Serat polyester

Serat ini terbuat dari asam tereftalat serta etilena glikol. Kedua asam ini diolah di tempat hampa udara dengan suhu tinggi agar menjadi larutan. Setelah itu, larutan inilah yang akan dibentuk menjadi filamen polyester. Jenis serat ini juga tergolong mudah terbakar.

Bahan kayu

Serat kayu termasuk serat alam yang diambil dari jenis kayu tertentu. Jenis serat ini banyak diolah menjadi bahan kerajinan, namun tidak sedikit pula bahan kayu diolah menjadi kain ataupun menjadi bahan utama pembuatan kertas.

Secara garis besar, bahan kayu cukup kuat dan bisa menampung beban. Selain itu, bahan kayu juga cukup mudah dibentuk dan teksturnya agak keras. Untuk mengambil seratnya, kayu pilihan harus diolah secara mekanik dan kimiawi agar menghasilkan serat berkualitas baik.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/11/160000369/karakteristik-bahan-serat-dan-kayu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke