KOMPAS.com - Tari Malulo atau Lulo merupakan salah satu jenis kesenian tari dari Sulawesi Tenggara.
Tarian ini berasal dari suku Tolaki di Kabupaten Konawe yang sampai saat ini masih melestarikan tari Malulo sebagai tarian persahabatan.
Dalam buku Lensa Budaya (2008) oleh Musnani Wahida, pada zaman dahulu, tarian ini ditampilkan dalam upacara adat seperti pernikahan, pesta panen raya, dan pelantikan raja.
Tari Malulo memiliki filosofi persahabatan yang ditunjukkan muda-mudi suku Tolaki sebagai ajang perkenalan, mencari jodoh, dan mempererat tali persaudaraan.
Malulo mencerminkan bahwa masayrakat Tolaki adalah masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam menjalani kehidupannya.
Selain melalui tarian, hal ini juga dapat diungkapkan dalam bentuk modulu ronga mepokoaso yang artinya masyarakat dala menjalani perannya masing-masing selalu bersatu, bekerja sama, saling menolong, dan bantu-membantu.
Gerakan tari Malulo
Gerakan Malulo tidak sesulit gerakan tari tradisional yang lain. Para penarihanya saling berpegangan tangan dan membentuk lingkarang yang saling menyambung.
Para penari bisa mengajak tamu atau penonton untuk bergabung dalam tarian ini. Langkah kaki tarian Malulo cukup mudah untuk segera diikuti.
Tarian ini dilakukan oleh pria, wanita, remaja, dan anak-anak yang menari mengikuti irama. Berikut gerak tari Malulo pada umumnya:
Busana dan alat musik tari Malulo
Berdasarkan jurnal Karakteristik Tata Rias dan Busana Pada Tari Lulo Di Sanggar Anasepu Kota Kendari (2019) oleh Majid dan kawan-kawan, penari wanita mengenakan baju Babu Nggawi.
Babu Nggawi artinya baju yang tidak terbelah pada bagian depannya seperti baju kebaya, namun tidak berkancing.
Warna baju cenderung warna terang, seperti oranye, kuning, merah muda, dan lainnya. Sedangkan untuk bawahan, penari wanita menggunakan Sarung Tenun Tolaki yang diberi ikat pingan atau Tabere warna-wani.
Tabere memiliki makna bercerai berai tetapi tetap satu tujuan. Ikat pingga ini memiliki warna-warna tabere yang berbeda-beda namun dalam satu ikatan.
Untuk penari pria mengenakan Babu Kandiu sebagai atasan. Babu Kandiu merupakan baju lengan panjang dengan kerak berdiri yang terbuka pada bagian depan. Umumnya berwarna biru.
Penari pria menggunakan Saluaro atau celana panjang untuk bawahan dan ditambah Sawu Ndolaki yang dililitkan pada pinggang yang membalut celana.
Untuk kaksesori, penari perempuan mengenakan sanggul, hiasan sanggul, anting-anting, kalung, dan gelang. Sedangkan penari pria menggunakan Pabela atau topi berbentuk segitiga.
Alat musik pengiring tarian Malulo adalah gong dan kendang dengan irama gembira dan sukacita.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/12/135348869/tari-malulo-tarian-persahabatan-khas-sulawesi-tenggara