Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gurindam: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

Namun pengaruh Arab dan Eropa sedikit banyak mengubah kebiasaan tersebut, sehingga pengarang Melayu lama mulai menandai setiap karya-karyanya.

Salah satu puisi Melayu lama adalah gurindam. Gurindam berasal dari Tamil (India). Pada dasarnya gurindam sama dengan pantun kilat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya sebagai sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.

Isi gurindam adalah kalimat sebab-akibat dan umumnya berisi nasihat dan peringatan agar manusia hidup dengan jujur dan lurus.

Naskah gurindam yang terkenal adalah karya Raja Ali Haji. Ia adalah saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857).

Raja Ali Haji menulis naskah Gurindam Dua Belas di Riau pada 23 Rajab 1926 H atau 1263 Masehi.

Naskah Gurindam Dua Belas diterbitkan pada 1854 M dalam Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap No.II, Batavia, dengan huruf Arab dan terjemahan dalam bahasa Belanda oleh Elisa Netscher.

Gurindam Dua Belas ditulis saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun. Gurindam ini berisi petuah dan nasihat hidup beragama. Ada pelajaran dasar tasawuf yang tersirat.

Berikut penggalan naskah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:

Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.

Meski tergolong dalam puisi Melayu lama, bukan berarti kita tidak bisa membuat gurindam di masa sekarang. Kita bisa membuat gurindam berdasarkan ciri-cirinya.

Ciri-ciri gurindam antara lain:

  • terdiri atas satu bait
  • tiap bait ada dua baris
  • tiap baris mengandung 10-14 suku kata
  • ada kaitan sebab akibat pada tiap baris
  • bersajak (a-a), (b-b), atau (c-c)

Berikut contoh yang bisa kita buat dari ciri-ciri tersebut:

Olahraga agar tetap sehat
Badan jadi bugar tetap kuat

Rajin belajar dan baca buku
Agar esok tak bodoh dan kaku

Bila beragama tanpa cermat
Jangan harap selamat dari kiamat

Baik-baik memilih kawan
Salah-salah bisa jadi lawan

Murah senyum sebar banyak tawa
Niscaya hidup bahagia bak dewa

Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

Hidup dengan tekun dan teratur
Jalani dengan senantiasa jujur

Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang

Pada orang tua jaga hormat
Jalani petuah penuh hikmat

Jika suami tiada berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus

Semasa hidup berbuat curang
Buktikan diri bak otak udang

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/28/151431569/gurindam-pengertian-sejarah-dan-contohnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke