Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Berbagai Daerah

KOMPAS.com - Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebar ke seluruh penjuru dunia, muncul berbagai respon dari negara-negara internasional.

Belanda merespon hal tersebut dengan datang kembali ke Indonesia untuk merebut kekuasaan dari pemerintah Indonesia pimpinan Soekarno-Hatta.

Belanda datang ke Indonesia dengan menumpang kapal tentara Sekutu (AFNEI) yang sedang bertugas untuk melucuti dan memulangkan tentara Jepang di Indonesia.

Pada 15 September 1945, Pasukan Belanda tiba di Jakarta dan berupaya untuk menaklukan beberapa wilayah Indonesia. Rakyat Indonesia merespon kedatangan Belanda dengan melakukan perlawanan di beberapa daerah, di antaranya:

  • Pertempuran 10 November di Surabaya

Dalam buku 10 November 1945: Gelora Kepahlawanan Indonesia (1992) karya Berlan Setiadijaya, pertempuran di Surabaya dipicu oleh Insiden perobekan bendera di hotel Yamato dan tewasnya Mallaby (perwira Inggris).

Pada 10 November 1945, Sekutu memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerah dan memberikan persenjataan mereka kepada AFNEI.

Ultimatum tersebut diacuhkan oleh rakyat Surabaya dan mereka memilih bertempur mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kolonel Sungkono dan Bung Tomo membakar semangat bertempur rakyat melalui Radio Perjuangan.

Diperkirakan ribuan rakyat Surabaya meninggal dalam pertempuran ini. Untuk mengenang keberanian rakyat Surabaya, tanggal 10 November dijadikan sebagai hari pahlawan.

  • Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa berlangsung pada 26 Oktober – 15 Desember 1945. Latar belakang pertempuran ini adalah keinginan Sekutu untuk mengambil alih kota Ambarawa.

Hal tersebut ditentang oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR), mereka melakukan perlawanan terhadap pasukan Sekutu hingga mampu menahan beberapa tentara Sekutu.

Pertempuran terus berlanjut demi mengusir pasukan sekutu dari Ambarawa. Pada 15 Desember, TKR berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga ke Semarang.

  • Pertempuran Medan Area

Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, pertempuran Medan Area berlangsung dari 10 Desember 1945 – 10 Desember 1946.

Latar belakang terjadinya pertempuran ini adalah perampasan dan penginjakan lencana merah putih oleh pasukan Sekutu.

Selain itu, pasukan Sekutu juga mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Medan agar menyerah dan memberikan persenjataan kepada Sekutu. Namun, ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh rakyat Medan sehingga Sekutu melancarkan aksi militer pada 10 Desember 1945.

Rakyat Medan merespon tindakan tentara Sekutu dengan melakukan perlawanan. Rakyat Medan yang tergabung dalam Barisan Pemuda Indonesia dan Komando Resimen Laskar Rakyat mengalami beberpa kesulitan dalam pertempuran sehingga mengharuskan mereka mundur ke arah Pematang Siantar.

Pertempuran antara rakyat Medan dan Sekutu teus berlanjut hingga 10 Desember 1946 setelah NICA mengajukan gencatan Senjata.

Tentara Keamanan Rakyat (TKR) menolak ultimatum tersebut dan bersiap untuk melakukan perlawanan di kawasan Bandung Utara.

A.H Nasution sebagai pemimpin pasukan tentara merundingkan rencana opsi perlawanan dengan Sutan Sjahrir selaku perdana menteri pada masa itu.

Sutan Sjahrir menolak opsi perlawanan dan memerintahkan tentara dan rakyat Bandung untuk mengungsi ke arah Bandung Selatan pada 24 Maret 1946.

Sebelum melakukan pengosongan kota, tentara dan rakyat Bandung melakukan pembakaran terhadap gedung-gedung penting agar tidak dapat digunakan oleh tentara Sekutu. Peristiwa pembakaran tersebut dikenal dengan Bandung Lautan Api.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/28/145321569/perjuangan-mempertahankan-kemerdekaan-indonesia-di-berbagai-daerah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke