Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukti Bumi Benar-benar Bulat

KOMPAS.com - Perdebatan mengenai bentuk bumi ternyata membentuk dua argumen. Masing-massing kubu saling memberikan alasannya.

Dilansir dari Kompas.com terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa bumi benar-banar bulat tanpa perlu menggunakan roket luar angkasa.

Pada awal tahun 500 sebelum massehi, filsuf Yunani kuno, Phytagoras memberikan konsep bumi berbentuk bola. Setelah itu muncul Aristoteles yang menguatkan argumen tersebut.

Bahkan argumen dari Aristoteles bisa juga dilihat oleh manusia biasa.

Saat kapal berlayar ke lautan, lambung kapal akan tenggelam lebih dulu. Konstelasi yang berbeda dapat terlihat pada garis lintang yang berbeda.

Ketika gerhana bulan terjadi, bumi juga akan menghasilkan bayangan bulat yang menutupi bulan.

Tak berhenti di situ, pada 23 Agustus 1966, Orbiter Lunar mengambil foto pertama bumi dari bulan.

Dilansir dari National Geographic, foto tersebut diambil dari jarak 380.000 kilometer dan kondisinya setengah bumi terlihat bersinar karena siang hari serta bagian lain terlihat sedikit gelap karena malam hari.

Bukti lain juga terjadi pada 7 Desember 1972, pengambilan foto bumi pertama secara utuh dan berwarna dijuluki Blue Marble atau kelereng biru.

Cara buktikan bumi bulat

Diambil dari Live Science, ada berbagai cara untuk membuktikan bumi bulat tanpa harus menaiki roket atau menggunakan satelit.

Pertama, pergilah ke dermaga atau pelabuhan dengan membawa teleskop dan teropong. Dengan daya penglihatan yang lebih jelas, kapal pasti akan menghilang di bawah kurva bumi.

Kedua, perhatikan bintang. Aristoteles mengatakan garis lintang yang berbeda akan menciptakan perbedaan konstelasi bintang, misalnya bintang biduk dan rasi bintang Crux.

Tujuh bintang yang terlihat seperti sendok itu tidak akan terlihat bila kita berada di bawah 25 derajat selatan.

Fenomena ini hanya bisa terjadi karena bumi berbentuk bulat. Jika bumi datar, maka biduk dan rasi bintang Crux dapat dilihat dari bagian mana pun.

Ketiga, panjat pohon dan lihat lingkungan sekitar secara jauh. Kelengkungan bumi akan terlihat pada jarak pandangan sejauh lima kilometer ke depan.

Bila bumi datar, seharusnya jarak pandang yang bisa dilihat akan tetap sama berapapun ketinggiannya.

Terakhir, cara yang cukup mudah adalah dengan pembandingan cahaya. Hal ini pernah dilakukan oleh Eratosthenes untuk memperkirakan keliling bumi.

Dia membandingkan bayangan titik balik matahari antara Aswan dan Alexandria yang letaknya di utara.

Tepat pukul 12 siang, matahari yang berada di atas kepala tak menghasilkan bayangan saat dia berada di Aswan.

Pada saat bersamaan, bayangan justru muncul dari tongkat yang dipasang di Alexandria.

Eratosthenes menyadari bahwa dia bisa menghitung keliling bumi jika mengetahui sudut bayangan dan jarak antara kedua kota tersebut.

Jika bumi datar, tentu perbedaan panjang bayangan tidak akan terjadi karena posisi matahari relatif sama di bumi.

Google Maps

Fakta bahwa bumi berbentuk bulat dikuatkan lagi dengan hadirnya Google Maps yang meng-upgrade petanya dalam tiga dimensi atau 3D Globe Mode pada 2018.

Dengan 3D Globe Mode ini, Google memberikan perspektif yang lebih akurat soal bumi dalam bentuk bulat.

Bahkan skala yang diberikan pada peta besutan Google akan lebih presisi dalam mode 3D dibandingkan 2D.

Lalu bagaimana jika bumi datar?

Ilmuwan astronom dari Caltech, David Stevenson mengatakan jika bumi berbentuk lempengan, bumi akan berputar sangat cepat.

Jika berputar sangat cepat, maka komponen atau partikel kecil yang ada di bumi akan hancur berantakan.

Pada tahun 1850-an, astronom james Clerk Maxwell sudah membuktikan bahwa tidak ada satu lempengan pun yang berhasil berputar dan bertahan di luar angkasa.

Jika bumi datar, patahan tektonik dan lempeng-lempeng bumi akan mati. Kehadiran bulan juga karena satu alasan yaitu adanya gravitasi pada bumi.

Meski para flat-Earthers (kelompok bumi datar) tetap mengelak, mereka tetap tidak bisa membuktikan bahwa bumi itu datar.

(Sumber:Kompas.com/Lutfy Mairizal Putra, Fatimah Kartini Bohang, Sri Anindiati Nursastri | Shierine Wangsa Wibawa, Reska K. Nistanto)

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/18/104001469/bukti-bumi-benar-benar-bulat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke