Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2024, 09:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Rasanya seperti persilangan antara lobster dan kepiting salju dengan daging yang lebih gurih dan tidak terlalu asin.

Meski bisa dikonsumsi oleh manusia, ternyata di beberapa tempat hewan ini masuk sebagai spesies yang dilindungi.

Baca juga: Apakah Hewan Juga Mengalami Insomnia?

Ukuran yang besar dan rasanya yang enak akhirnya telah mendorong orang untuk memburunya. Di tambah lagi pergerakan lambat mereka, sehingga memudahkan untuk ditangkap.

Hal ini pada akhirnya membuat kepiting kelapa menjadi salah satu spesies terancam punah.

Di Indonesia, Ketam Kenari pun termasuk hewan yang dilindungi sesuai dengan peraturan Menteri LHK no P/106 tahun 2018.

Ada beberapa alasan mengapa hewan ini termasuk spesies dilindungi, salah satunya karena persebarannya yang sangat terbatas.

Selain itu, pertumbuhannya amat lambat dan mengalami siklus hidup yang unik.

Pada fase kelomang yang terjadi selama 2,5 tahun, setiap berganti kulit, mereka akan mencari cangkang yang sesuai dengan pertambahan ukuran tubuhnya.

Ketam Kenari juga ditangkap sebagai komoditas ekonomi sehingga jumlahnya makin berkurang.

Baca juga: 95 Juta Tahun Lalu, Kepiting Kuno Punya Mata Besar dengan Penglihatan Sangat Tajam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com