Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Penggunaan Plastik di Pertanian Bisa Lebih Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 21/10/2023, 20:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Plastik adalah bahan yang dijumpai pada berbagai lini kehidupan, termasuk bidang pertanian. Penggunaan plastik dalam pertanian sulit dihindari karena dimanfaatkan dalam berbagai bentuk.

Plastik di sektor pertanian dapat ditemukan sebagai kemasan, bungkus media tanam, ataupun bahan peralatan pertanian seperti pembatas lahan ataupun penghalang hama.

“Sekitar 10 juta ton plastik digunakan pada sektor produksi hasil pertanian setiap tahunnya,” ujar Richard Thompson, seorang ahli plastik pada pertanian dari FAO yang dikutip dari laman resmi Badan PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO), Senin (5/6/2023).

Lantas, apabila tidak dapat dihindari, apakah penggunaan plastik di bidang pertanian dapat dibuat menjadi lebih ramah lingkungan?

Baca juga: Sejak Kapan Plastik Digunakan Manusia?

Sementara itu, dilansir dari Science Daily, Senin (25/9/2023), riset terbaru dari University of Vienna mengungkap fakta-fakta penggunaan plastik dalam pertanian, termasuk solusi untuk mempertahankan keberlanjutan sektor pertanian.

Terlepas dari berbagai manfaat plastik pada pertanian, bahan fenomenal ini memberikan sejumlah dampak buruk karena plastik sangat sulit untuk terurai dan dapat menumpuk dalam tanah.

Hal buruk yang biasa terjadi akibat penggunaan plastik pada pertanian adalah penurunan kesuburan tanah dan hasil panen, serta potensi gangguan kesehatan dari zat aditif beracun pada plastik yang masuk ke dalam rantai makanan.

Dalam mengidentifikasi solusi permasalahan ini, strategi utama yang harus dilakukan adalah rasionalisasi pengunaan plastik sehingga penggunaannya dapat efisien.

Selain itu, inovasi perlu dilakukan dalam metode daur ulang plastik sehingga pencemarannya dapat diminimalisasi.

Baca juga: Kemasan Plastik Vs Kaca, Mana yang Lebih Ramah Lingkungan?

 

Thilo Hoffmann, ilmuwan yang menulis artikel riset terkait dalam jurnal Nature Communications Earth and Environments, menjelaskan, plastik harus dipastikan dapat terurai secara biologis (biodegradable).

Tidak hanya itu, bahan berbahaya dan beracun dalam plastik harus diganti dengan bahan alternatif yang aman.

Akan tetapi, peralihan penggunaan bahan pembentuk plastik harus dilakukan dengan seksama dan akurat.

Siklus hidup bahan alternatif tersebut harus dipertimbangkan dengan matang agar tidak memberikan dampak buruk yang tidak terprediksi bagi lingkungan dan manusia.

Berdasarkan hasil riset tersebut, parameter penggunaan plastik dalam pertanian dapat mengacu pada inisiatif global seperti Perjanjian Plastik PBB (UNEA 5.2).

Selain itu, melalui pemantauan wajib pada praktik penggunaan plastik, ketergantungan sektor pertanian terhadap plastik dan dampak buruk plastik dapat dikurangi.

Terlebih, dengan kehadiran teknologi dan keilmuan manusia yang semakin maju, tidak mustahil penggunaan plastik pada sektor pertanian menjadi lebih ramah lingkungan.

Baca juga: 87,52 Persen Sampah Plastik Fleksibel di Jakarta yang Masih Berakhir di TPA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com