Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Antibiotik yang Makin Tak Manjur dan Diprediksi "Bunuh" 10 Juta Jiwa

Kompas.com - 05/10/2023, 18:33 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Salah satu strategi yang dimiliki oleh bakteri adalah mereka memproduksi enzim yang dapat merusak atau menurunkan khasiat senyawa antibiotik tersebut. Sebagai contoh, penisilin bisa terdegradasi oleh enzim betalaktamase yang diproduksi oleh bakteri.

Meskipun merupakan fenomena alami, penggunaan antibiotik yang serampangan bisa memperparah terjadinya fenomena kekebalan bakteri patogen terhadap antibiotik.

3. Industri farmasi tak tertarik bikin antibiotik

Pembuatan dan riset antibiotik baru kurang menarik bagi industri farmasi. Mengapa? Karena rendahnya peluang untuk mendapatkan profit bisnis yang besar.

Baca juga: Mengenal Resistensi Antimikroba, Apa Itu?

Industri dapat menghabiskan lebih dari US$1 miliar (setara Rp15,6 triliun) untuk menghasilkan satu obat untuk dapat dipasarkan. Khusus antibiotik, biaya ini cenderung lebih mahal.

Di lain pihak, resistensi menyebabkan umur pakai obat antibiotik menjadi sangat pendek, sehingga biaya besar untuk riset tidak bisa ditanggulangi oleh profit yang rendah.

Hal ini berbeda dengan obat penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi yang bisa dan sering digunakan seumur hidup, sehingga industri dapat meraup keuntungan yang lebih besar.

Akibatnya, investasi dalam pengembangan antibiotik menjadi sangat rendah.

Sebagai konsekuensi logis, industri farmasi tidak lagi melihat produksi obat antibiotik sebagai langkah bisnis yang menguntungkan.

4. Sedikit antibiotik baru

Seretnya riset dalam pengembangan dan produksi antibiotik menciptakan krisis baru.

Dalam 10 tahun terakhir, hanya ada beberapa antibiotik baru yang dinyatakan lolos uji klinis untuk dapat digunakan dalam pengobatan.

Selain itu, mayoritas obat antibiotik yang digunakan di dalam pelayanan kesehatan saat ini merupakan antibiotik yang ditemukan puluhan tahun yang lalu atau modifikasinya.

Sebagai contoh, amoksisilin adalah antibiotik spektrum luas yang sudah berusia 70 tahun. Meropenem–salah satu antibiotik yang saat ini paling mujarab–dikembangkan sejak awal 1980-an.

Baca juga: Resistensi Antimikroba Ancam Kesehatan Dunia, Apa yang Bisa Dilakukan?

Sedikitnya jumlah antibiotik baru ini sangat mengkhawatirkan, karena kita semakin kehabisan pilihan pengobatan untuk penyakit infeksi.

Di lain pihak, kita sangat memerlukan obat baru yang lebih efektif untuk mengatasi infeksi dan membunuh bakteri yang semakin kebal.

5. Penggunaan antibiotik di Indonesia tidak terkontrol

Penggunaan antibiotik di Indonesia tergolong tidak terkontrol. Hal ini terlihat dari minimnya pengawasan terhadap penjualan antibiotik di tingkat masyarakat. Di fasilitas kesehatan, peresepan antibiotik juga dinilai berlebihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com