Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2023, 16:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Para astronom mencatat, Methuselah adalah bintang tertua di alam semesta yang usianya diperkirakan sekitar 14,5 miliar tahun.

Lantas, berapa lama sebenarnya bintang bisa hidup? Jawaban singkatnya adalah bergantung pada ukuran bintangnya.

Masa hidup bintang

Bintang memiliki berbagai ukuran, mulai dari hanya 7% massa matahari hingga ada yang mencapai 250 massa matahari.

Ryan French, fisikawan di University College London, Inggris, menjelaskan bahwa bintang yang lebih besar memiliki lebih banyak bahan bakar untuk dibakar. Tetapi, bintang besar juga terbakar lebih cepat.

Ukurannya yang sangat besar berarti bahwa gravitasi menghancurkan materi hingga ke intinya dengan lebih kuat dibandingkan bintang yang lebih kecil, sehingga reaksi nuklirnya berlangsung dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Baca juga: Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Bintang-bintang paling masif hidup dalam jangka waktu yang singkat secara kosmik, yaitu ratusan juta tahun.

Sementara itu, bintang terkecil yang massanya kurang dari 10% massa matahari memiliki bahan bakar yang jauh lebih sedikit, namun bisa mendapat "makanan" dari pasokan bahan bakar selama ratusan miliar tahun.

Namun, karena alam semesta baru terbentuk 13,8 miliar tahun yang lalu, tidak ada cukup waktu bagi sebuah bintang kecil untuk mencapai usia tua.

Cara mengetahui usia bintang

French mengatakan, tidak mudah untuk mengetahui usia bintang. Para astronom menggunakan kombinasi pengukuran massa, kecerahan, dan kecepatan bintang di ruang angkasa untuk membandingkannya dengan bintang lain, dan simulasi komputer untuk memperkirakan usianya.

Contohnya, usia matahari adalah sekitar 4,6 miliar tahun. Para astronom memperkirakan umur matahari sudah hampir separuh dari keseluruhan masa hidupnya.

Baca juga: Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

Menurut French, dalam waktu sekitar 5 miliar tahun mendatang, matahari akan berhenti menggabungkan hidrogen menjadi helium di dalam intinya.

Ketika inti matahari kehabisan bahan bakar untuk melawan gravitasi, ia akan mulai berkontraksi. Sementara itu, kulit terluar matahari akan mengembang karena masih terdapat sejumlah hidrogen untuk difusi.

Saat itu, matahari akan menjadi sangat besar sehingga menelan orbit Merkurius dan Venus. Setelah sekitar 1 miliar tahun, inti terluar akan menggunakan hidrogennya dan beralih ke fusi helium.

Pada akhirnya, matahari akan kehabisan bahan bakar, intinya menyusut menjadi bola karbon dan oksigen, kemudian lapisan luarnya akan menghilang dan menjadi nebula.

Hal ini mengingatkan bahwa meskipun bintang terbesar hidup sangat lama, jauh lebih lama daripada manusia, tidak ada yang bertahan selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com