KOMPAS.com - Jerawat merupakan masalah kulit yang terjadi karena pori-pori tersumbat. Biasanya, jerawat mulai muncul pada masa pubertas dan memengaruhi banyak remaja serta dewasa muda.
Untuk mencegah jerawat, kita perlu mempraktikkan perawatan kulit secara rutin dengan diiringi gaya hidup yang sehat, termasuk rajin berolahraga dan menjaga pola makan.
Menurut American Academy of Dermatology Association (AAD), stres tidak bisa menyebabkan jerawat secara langsung, tapi bisa memperburuknya. Penelitian menunjukkan bahwa ketika stres meningkat, tingkat keparahan jerawat pun meningkat.
Namun, dilansir dari Medical News Today, penelitian yang berupaya mengidentifikasi bagaimana stres dikaitkan dengan jerawat dan berpotensi menyebabkan atau memperburuknya masih terbatas.
Baca juga: Apakah Susu Bisa Menyebabkan Jerawat?
Misalnya, studi tahun 2020 dan tahun 2007 menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa mekanisme yang menjelaskan kaitan antara stres dengan jerawat, yakni:
Dilansir dari Healthline, para peneliti telah menemukan bahwa luka, termasuk jerawat, penyembuhannya jauh lebih lambat ketika seseorang sedang stres.
Penyembuhan jerawat yang lebih lambat berarti jerawat bertahan lebih lama dan lebih rentan terhadap peningkatan keparahan. Ini juga bisa berarti lebih banyak jerawat yang terlihat dalam satu waktu karena setiap jerawat membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Baca juga: Mungkinkah Banyak Konsumsi Makanan Manis Bisa Menyebabkan Jerawat?
Dengan demikian, meski stres tidak berhubungan langsung dengan jerawat, mengelola stres bisa menjadi hal penting dalam pengobatan jerawat karena stres dapat memperburuk jerawat.
Jerawat terjadi ketika minyak berlebih, sel kulit mati, bakteri, dan terkadang rambut menyumbat pori-pori kulit.
Beberapa hal umum yang dianggap dapat menyebabkan jerawat termasuk:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.