Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Mata Panah Zaman Perunggu yang Terbuat dari Benda Langit?

Kompas.com - 01/08/2023, 20:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Mata panah tersebut memiliki panjang 39,3 milimeter, dan beratnya hanya 2,904 gram.

Benda tersebut memiliki jejak residu organik, yang menurut para peneliti mungkin adalah tar birch yang digunakan untuk menempelkan mata panah ke poros.

Akan tetapi, selain itu juga menunjukkan komposisi lain yang berasal dari luar planet.

Objek tersebut menampilkan komposisi besi dan nikel dari besi meteorit serta alumunium-26 yang hanya terbentuk di luar Bumi.

Menariknya, campuran spesifik logam yang ditemukan di mata tanah milik kelas meteorit besi tertentu yang dikenal sebagai meteorit IAB.

Namun justru itu yang membuat asalnya sedikit mudah ditemukan.

Baca juga: Seperti Apa Machu Picchu di Masa Lalu dari Analisis DNA Kuno?

Peneliti menduga, meteorit diambil dari wilayah Kaalijarv dan jatuh ke Bumi sekitar 1500 SM.

Wilayah Kaalijarv yang berjarak 1.600 Km dari Mörigen juga menunjukkan bahwa meteorit di bawa melalui rute perdagangan.

Mengingat banyaknya pecahan meteroit yang dihasilkan oleh tumbukan di Kaalijarv, peneliti pun ingin mencari lebih lanjut apakah induk meteorit dapat diidentifikasi.

"Baik berasal dari Kallijarv atau tidak, mata panah kemungkinan besar bukan merupakan objek tunggal dan masih ada pecahan besi meterorit lainnya," tulis peneliti dalam studi mereka.

Temuan mata panah dari Zaman Perunggu ini telah dipublikasikan di Journal of Archaeological Science.

Baca juga: Seperti Apa Ikan Bergigi Seperti Manusia yang Ditangkap di Oklahoma?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com