Para ilmuwan menemukan spherules pada tahun 2019 di inti batuan sedimen dan menentukan usianya menggunakan penanggalan isotop.
Dari sana lah tim kemudian menyimpulkan bahwa spherules berasal dari luar angkasa karena komposisi kimianya.
Mereka mendeteksi unsur-unsur kelompok platinum dalam pecahan batu meteor yang menabrak Bumi miliaran tahun lalu itu seperti iridium dalam jumlah yang jauh lebih tinggi daripada yang biasanya ditemukan di batuan terestrial.
Ilmuwan juga menemukan mineral yang disebut spinel nikel-kromiun dan isotop osmium dalam kisaran tipikal kebanyakan meteorit.
Baca juga: Seperti Apa Dinosaurus dengan Leher Terpanjang di Bumi?
Temuan bukti batuan meteor yang pernah menabrak Bumi ini pun memberikan wawasan baru bagi para ilmuwan karena bukti tabrakan meteor dengan Bumi sulit ditemukan dan sering diperdebatkan.
Lempeng tektonik dan erosi mengikis kerak planet dan dapat menghapus jejak benturan purba, seperti kawah tubrukan. Tetapi ketika kawah hilang, spherules kadang-kadang masih tersisa.
Kini tim peneliti mempelajari bebatuan yang membungkus spherules dan menganalisis berbagai lapisan sedimen yang mereka bor untuk menyempurnakan pemahaman tentang tubrukan meteor yang terjadi.
Baca juga: Seperti Apa Beruang Prasejarah yang Ditemukan di Permafrost Siberia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.