Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

KOMPAS.com - Ahli geologi telah menemukan bukti paling awal meteor yang pernah menabrak Bumi. Bukti itu berupa pecahan kecil batuan cair yang menghujani planet kita 3,48 miliar tahun yang lalu.

Pecahan meteor yang dikenal sebagai spherules tersebut mungkin terbentuk saat meteor menghantam tanah dan kemudian menyemburkan batuan cair ke udara.

Batuan meteor yang meleleh itu lantas mendingin dan mengeras menjadi manik-manik seukuran kepala peniti yang terkubur selama ribuan tahun.

Dikutip dari Live Science, Sabtu (25/3/2023) peneliti mempresentasikan penemuan yang belum ditinjau oleh rekan sejawat ini pada Lunar and Planetary Science Conference ke-54 yang berlangsung di Texas.

Dalam ringkasan hasil studi mereka, para ilmuwan menyimpulkan bahwa spherules yang mereka bor dari sekelompok batuan vulkanik dan sedimen yang disebut Dresser Formation of the Pilbara Craton di Australia Barat merupakan bukti dampak tubrukan meteor tertua dalam catatan geologi Bumi.

Sebelumnya, bukti tertua meteor yang pernah menabrak Bumi adalah spherule berusia 3,47 miliar tahun yang juga berasal dari Pilbara Craton. Selain itu juga fragmen berusia 3,45 miliar tahun yang ditemukan di Kaapvaal Craton, Afrika Selatan.

"Penelitian baru ini berhasil menemukan batuan (bukti meteor yang pernah menabrak Bumi) yang lebih tua, yakni berusia 3,48 miliar tahun atau sekitar 10 juta tahun lebih tua dari yang ditemukan sebelumnya," kata Chris Yakymchuk, ahli geologi di University of Waterloo di Kanada yang tidak terlibat dalam penelitian.

Penemuan bukti tertua meteor tabrak Bumi

Para ilmuwan menemukan spherules pada tahun 2019 di inti batuan sedimen dan menentukan usianya menggunakan penanggalan isotop.

Dari sana lah tim kemudian menyimpulkan bahwa spherules berasal dari luar angkasa karena komposisi kimianya.

Mereka mendeteksi unsur-unsur kelompok platinum dalam pecahan batu meteor yang menabrak Bumi miliaran tahun lalu itu seperti iridium dalam jumlah yang jauh lebih tinggi daripada yang biasanya ditemukan di batuan terestrial.

Ilmuwan juga menemukan mineral yang disebut spinel nikel-kromiun dan isotop osmium dalam kisaran tipikal kebanyakan meteorit.

Temuan bukti batuan meteor yang pernah menabrak Bumi ini pun memberikan wawasan baru bagi para ilmuwan karena bukti tabrakan meteor dengan Bumi sulit ditemukan dan sering diperdebatkan.

Lempeng tektonik dan erosi mengikis kerak planet dan dapat menghapus jejak benturan purba, seperti kawah tubrukan. Tetapi ketika kawah hilang, spherules kadang-kadang masih tersisa.

Kini tim peneliti mempelajari bebatuan yang membungkus spherules dan menganalisis berbagai lapisan sedimen yang mereka bor untuk menyempurnakan pemahaman tentang tubrukan meteor yang terjadi.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/25/180000523/seperti-apa-bukti-meteor-yang-tabrak-bumi-pada-348-miliar-tahun-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke