Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal People Pleaser, Tanda-tanda, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 16/01/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Anda mungkin mempunyai seorang teman yang selalu mementingkan kebutuhan orang lain di atas kepentingannya sendiri.

Orang tersebut selalu berusaha membahagiakan orang lain, namun tanpa sadar mengabaikan kebahagiaan dirinya. Memberi kebahagiaan untuk orang lain memang hal yang baik, namun menjadi people pleaser juga menyebabkan masalah untuk diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain.

Apa itu people pleaser?

People pleaser adalah istilah untuk orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, yang selalu memprioritaskan orang lain di atas dirinya sendiri. Mereka melakukannya mungkin karena takut akan penolakan, rasa tidak aman, dan kebutuhan untuk disukai. 

Jika berhenti menyenangkan orang lain, people pleaser mengira semua orang akan meninggalkannya dan dia akan diabaikan, tidak lagi dicintai. 

Baca juga: Psikologi Warna, dari Mood hingga Strategi Marketing

Mungkin people pleaser juga khawatir jika ia berhenti menyenangkan orang lain, ia akan mengecewakan mereka, yang menurutnya akan menyebabkan konsekuensi negatif.

Dilansir dari Psychology Today, kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain berhubungan dengan Dependent Personality Disorder. 

Meskipun people pleaser terkesan tidak membutuhkan orang lain untuk melakukan sesuatu untuknya, mereka sebenarnya memang membutuhkan orang lain.

Kepribadian people pleaser juga terkait dengan tipe kepribadian masokis, yang juga sesuai dengan kepribadian dependen.

Tanda-tanda people pleaser 

Untuk mengetahui apakah Anda termasuk people pleaser, ketahui tanda-tandanya berikut ini.

Baca juga: Percaya Ramalan Zodiak? Teori Psikologi Beberkan Faktanya

1. Rendah diri

Dilansir dari Healthline, people pleaser sering merasa rendah diri di depan orang lain. Mereka mungkin mengira bahwa orang lain hanya peduli pada mereka saat mereka berguna.

Biasanya, perasaan rendah diri memunculkan kebutuhan akan pujian dan penghargaan dari orang lain.

2. Ingin disukai orang lain

People pleaser sering mengkhawatirkan penolakan. Kekhawatiran ini biasanya mengarah pada tindakan yang dilakukan untuk membuat orang lain bahagian sehingga mereka bisa menerima kita.

Selain itu, mungkin people pleaser juga memiliki keinginan yang kuat untuk dibutuhkan orang lain.

3. Sulit mengatakan "tidak"

People pleaser biasanya takut untuk mengatakan “tidak” kepada orang lain. Menolak permintaan bantuan akan membuat orang lain berpikir bahwa Anda tidak memedulikan mereka. 

Baca juga: Ahli Psikologi Ungkap Makna Toleransi yang Sebenarnya

Dengan demikian, mengiyakan permintaan orang lain untuk melakukan apa yang mereka inginkan dianggap sebagai pilihan yang aman, bahkan jika Anda sebenarnya tidak punya waktu atau tidak ingin membantu.

4. Sering meminta maaf meski tidak bersalah

Menyenangkan orang melibatkan perasaan siap untuk disalahkan, bahkan ketika apa yang terjadi tidak ada hubungannya dengan Anda.

People pleaser mungkin merasa bersalah dengan kondisi tidak menyenangkan yang terjadi, meski sebenarnya ia tidak bersalah. 

5. Tidak punya waktu luang untuk diri sendiri 

People pleaser mungkin menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memperhatikan dan menyenangkan orang-orang lain sehingga mereka lupa memberi waktu untuk diri mereka sendiri. 

Cara berhenti menjadi people pleaser 

Banyak people pleaser yang tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Seringkali, mereka bahkan tidak tahu apa yang mereka inginkan atau kebutuhan mereka sendiri. Itulah mengapa sulit bagi people pleaser untuk mengutamakan diri sendiri. 

Baca juga: Berapa Jumlah Maksimal Teman yang Bisa Kita Miliki?

Kondisi ini berasal dari harga diri mereka yang terikat dengan apa yang mereka lakukan untuk orang lain. Nyatanya, melakukan sesuatu untuk orang lain membuat people pleaser merasa penting dan berarti.

Jika Anda termasuk people pleaser, Anda perlu mengenal diri sendiri. Mengetahui siapa diri Anda dan apa yang Anda hargai akan membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik tentang keyakinan, emosi, dan kebutuhan diri sendiri. Hal ini juga akan membantu untuk bisa menghargai diri sendiri.

Selain itu, setiap orang harus mempelajari tentang batasan. Dengan ini, Anda akan tahu jika kebutuhan dan permintaan orang lain sudah di luar batas yang wajar.

Mengetahui batasan diri juga berarti tahu kapan harus mengatakan "tidak" dan kapan mengatakan "iya". Anda akan belajar bahwa Anda tidak bertanggung jawab atas perasaan dan kebutuhan orang lain. Dengan demikian, orang-orang di sekita Anda akan segera mengerti di mana letak batasan Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com