Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2023, 08:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat seseorang meninggal, tubuh biasanya akan langsung membusuk. Pembusukan terjadi karena sel-sel mulai rusak dan disertai dengan bakteri yang menyerang tubuh.

Tapi berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh untuk membusuk sepenuhnya?

Proses dekomposisi dimulai dalam beberapa menit setelah kematian, meski begitu ada beberapa variabel seperti suhu sekitar, keasaman tanah, dan bahan peti mati yang dapat memengaruhi waktu yang dibutuhkan jasad seseorang menjadi kerangka.

Namun, dilansir dari Live Science, Selasa (3/1/2023) Daniel Wescott, Direktur Forensic Anthropology Center di Texas State University menjelaskan rata-rata tubuh yang terkubur dalam peti biasanya mulai rusak dalam waktu satu tahun.

Akan tetapi, pembusukan mayat ini membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk terurai sepenuhnya sampai menyisakan kerangka.

Sementara tubuh yang terkubur tanpa peti mati tak memiliki perlindungan dari serangga dan elemen lainnya. Hal tersebut menyebabkan jasad dapat menjadi kerangka dalam waktu lima tahun.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Petir?

Proses pembusukan tubuh manusia

Proses dekomposisi atau pembusukan jenazah terjadi secara langsung. Begitu kematian terjadi dan darah beroksigen berhenti mengalir, maka itu akan membuat sel mati yang disebut autolisis.

Dalam proses ini sel melepaskan enzim yang memecah sel itu sendiri serta karbohidrat dan protein.

Pembusukan atau penguraian bahan organik tanpa oksigen oleh bakteri, jamur, atau organisme lain dapat mengubah bagian kulit tubuh menjadi hijau sekitar 18 jam setelah kematian.

Ini terjadi secara bersamaan karena bakteri di perut berkembang biak dengan cepat, menciptakan gas yang menyebabkan tubuh kembung dan bau.

Pembusukan semakin cepat saat tubuh berada di lingkungan yang panas, itulah sebabnya jenazah manusia sering disimpan di lemari es sampai waktunya untuk dimakamkan.

Selama tahap kembung dalam proses pembusukan tubuh manusia itu, kulit bisa terlepas dan melepuh atau bisa juga timbul pola khusus (marbling), di mana pembuluh darah berwarna hitam kehijauan dapat terlihat melalui kulit dalam waktu sekitar 24 hingga 48 jam setelah kematian.

Baca juga: Bagaimana Proses Metamorfosis pada Kupu-kupu?

Ilustrasi pemakamanPEXELS/ Pavel Danilyuk Ilustrasi pemakaman

Setelah kembung dan dalam proses yang dikenal sebagai pembusukan hitam, organ serta jaringan tubuh melunak dan bentuk kehidupan seperti serangga dan mikrona akan memakan jaringan lunak yang tersisa, meninggalkan sisa-sisa kerangka.

Dekomposisi melambat secara signifikan pada tahap (rangka) ini dan dibutuhkan waktu bertahun-tahun atau dekade agar sisa-sisa kerangka bisa hancur.

Untuk menunda pembusukan, pengawetan tubuh bisa dilakukan misalnya dengan menyuntikkan formalin ke tubuh. Bahan kimia yang berfungsi sebagai pengawet ini menghentikan aktivitas bakteri yang merusak tubuh.

Jenazah yang memakai prosedur pengawetan ini baru akan membusuk 5-10 tahun. Pada saat itu, jaringannya hilang dan hanya tersisa tulang.

Namun ada beberapa faktor juga yang memengaruhi seperti salah satunya adalah kualitas pengerjaan pengawetan.

Baca juga: Bagaimana Proses Penyusunan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?

Faktor lain pembusukan tubuh manusia

Selain itu, ada faktor lain yang memengaruhi pembusukan tubuh manusia saat meninggal dunia, namun tak banyak dipikirkan orang.

Di luar ruangan, orang gemuk awalnya membusuk lebih cepat tetapi kemudian melambat dibandingkan dengan orang lain dalam proses selanjutnya karena belatung lebih memilih jaringan otot daripada lemak.

Kemoterapi dan antibiotik yang digunakan sebelum kematian juga dapat berdampak besar pada pembusukan karena keduanya membunuh beberapa bakteri yang terllibat dalam proses tersebut.

Lapisan peti mati mungkin juga memiliki pengaruh pada laju dekomposisi. Beberapa bahan menghilangkan cairan dari tubuh dan dapat menyebabkannya mengering.

Sedangkan jika bahan menahan kelembaban tubuh dapat terendam dalam cairannya sendiri dan membusuk lebih cepat.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Gempa Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com