Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamuk di Kamboja dan Vietnam Kebal terhadap Insektisida

Kompas.com - 23/12/2022, 10:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi menemukan nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD), Aedes aegypti, di Kamboja dan Vietnam menunjukkan kekebalan terhadap insektisida.

Temuan ini pun menimbulkan kekhawatiran mengenai implikasi pengendalian penyakit menular.

Seperti yang kita tahu, nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa utama demam kuning, demam berdarah, dan virus Zika.

Serangga ini banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di dunia dan jumlah populasinya sebagian besar dikendalikan dengan menggunakan insektisida.

Banyak di antara insektisida termasuk kelas bahan kimia yang disebut piretroid. Insektisida tersebut menargetkan sistem saraf serangga dan menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Baca juga: Cuma Nyamuk Betina yang Mengisap Darah Manusia

Resistensi terhadap piretroid pun merupakan masalah yang diakui secara luas saat mencoba mengendalikan populasi nyamuk. Namun, tak jelas seberapa besar masalah sebenarnya.

Dikutip dari New Scientist, Kamis (22/12/2022), untuk mengetahuinya, Shinji Kasai dari National Institute of Infectious Diseases di Tokyo bersama rekannya mengambil sampel 23 populasi nyamuk dari Ghana, Kamboja, Taiwan, Vietnam, dan Indonesia.

Tim menyemprot nyamuk di setiap populasi dengan permetrin dosis besar, insektisida piretroid yang biasa digunakan yang secara teori seharusnya membunuh 99 persen serangga.

Peneliti menemukan kurang dari 20 persen nyamuk yang berasal dari Vietnam terbunuh.

Kasai dan rekan-rekannya kemudian menganalisis genom dua populasi nyamuk dari Vietnam yang sangat resisten terhadap insektisida. 

Baca juga: Mengapa Nyamuk Tertarik pada Darah Manusia? Ilmuwan Jelaskan

Cara mengusir nyamuk tak hanya menggunakan semprotan atau losion, tetapi juga bisa dengan memelihara tanaman pengusir nyamuk.
PIXABAY/SHAMMIKNR Cara mengusir nyamuk tak hanya menggunakan semprotan atau losion, tetapi juga bisa dengan memelihara tanaman pengusir nyamuk.

Mereka menemukan bahwa mutasi spesifik yang disebut L982W terkait dengan resistensi piretroid.

Peneliti lantas juga mencari mutasi yang sebelumnya dikaitkan dengan resistensi piretroid pada populasi nyamuk dari Singapura dan Kamboja yang menunjukkan resistensi tingkat tinggi terhadap insektisida.

Peneliti menemukan 10 jenis nyamuk berbeda yang beberapa di antaranya mengandung L982W dikombinasikan dengan mutasi lain yang kebal terhadap piretroid.

Hasilnya, peneliti menemukan nyamuk dengan mutasi L982W memiliki peningkatan 50 hingga 100 kali lipat jumlah piretroid yang dapat mereka tahan.

Baca juga: Bagaimana Nyamuk Mendeteksi Bau Manusia untuk Digigit?

 

Selain itu, nyamuk dengan kombinasi mutasi termasuk L982W dapat bertahan hidup 500 hingga 1.000 kali saat terpapar dosis piretroid yang lebih tinggi.

Adapun lebih dari 90 persen nyamuk yang dikumpulkan di Phnom Penh di Kamboja termasuk dalam jenis tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa program pengendalian yang bergantung pada penyemprotan piretroid harus mempertimbangkan alternatif, meskipun kasus sifat resistensi piretroid ini mungkin sudah mengalami peningkatan dan tersebar luas," kata David Weetman dari Liverpool School of Tropical Medicine, Inggris.

Studi temuan nyamuk kebal insektisida di Kamboja dan Vietnam ini telah dipublikasikan di Science Advances.

Baca juga: Kenapa Nyamuk Berdengung di Telinga Kita? Berikut Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com