Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarkofagus Kuno di Katedral Notre-Dame Ternyata Kerangka 2 Orang Kaya

Kompas.com - 16/12/2022, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sehari setelah kebakaran yang terjadi di Katedral Notre Dame di Paris pada April 2019 lalu, beberapa arkeolog dipanggil untuk mensurvei kerusakan dan membantu proses pemulihannya.

Namun dalam proses penggalian pada awal tahun 2022, peneliti menemukan dua sarkofagus timah yang tak biasa berasal dari berabad-abad lalu.

Saat itu tak diketahui siapa yang terkubur di dalam sarkofagus di Notre Dame tersebut.

Baca juga: Sarkofagus Terbuat dari Timah Ditemukan di Bawah Katedral Notre Dame Paris

Berisi 2 orang kaya

Hingga akhirnya sekarang, peneliti mengumumkan temuan bahwa sarkofagus di Notre Dame berisi kerangka 2 orang kaya.

Mengutip Live Science, Kamis (15/12/2022) Eric Crubezy, profesor antropologi biologi di University of Toulouse III mengawasi pembukaan peti mati bulan lalu dan telah mempelajari tulang untuk mempelajari lebih lanjut tentang usia dan gaya hidup pria saat meninggal.

"Subjek pertama diidentifikasi melalui pelat di peti matinya. Pelat kuningan menyebutkan namanya sebagai Antoine de la Porte yang meninggal pada usia 83 tahun pada 24 Desember 1710," kata Crubezy.

Menurut Crubezy, de la Porte adalah seorang kanon atau anggota pendeta yang bertanggung jawab atas katedral.

Ia menggunakan kekayaannya untuk membantu menopang paduan suara Notre Dame, yang mungkin menjelaskan mengapa penguburannya di bawah bagian tengah transept, area yang disediakan untuk tempat peristirahatan terakhir para elit.

Sisa-sisa kerangka de la Porte cukup terawetkan termasuk tulang, kepala, serta rambut janggutnya. Ada tiga medali yang ditempatkan di atas sarkofagusnya.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Sarkofagus

"Penyakit raja" di kerangka dalam sarkofagus di Notre Dame

Lebih lanjut, Crubezy mengatakan pula bahwa gigi de la Porte dalam kondisi sangat baik tetapi hampir tak ada tanda-tanda aktivitas fisik di tubuhnya. Artinya individu ini kemungkinan besar tak banyak bergerak selama hidupnya.

Tulang jempol kaki pria itu menunjukkan tanda-tanda asam urat, sejenis radang sendi. Berhubung asam urat dapat dipicu oleh minum dan makan berlebihan maka sering pula disebut sebagai penyakit raja.

Sementara sarkofagus kedua tak memiliki plat nama sehingga penghuninya tetapi anonim hingga saat ini. Meski begitu pria di sarkofagus kedua berusia antara 25 hingga 40 tahun saat meninggal dan tubuhnya menunjukkan kehidupan yang sulit.

"Kerangka menunjukkan tanda-tanda seseorang yang menunggang kuda sejak usia muda dan kehilangan sebagian besar giginya selama bertahun-tahun menjelang kematiannya," terang Crubezy.

Baca juga: Fungsi Sarkofagus, Peti Mati yang Terbuat dari Batu

Crubezy juga menemukan bukti tulang reaktif pada tengkorak dan tulang belakang pria, membuatnya berhipotesis bahwa penyebab kematian pria bisa jadi karena meningitis kronis akibat tuberkulosis.

Penelitian tambahan dalam beberapa bulan mendatang akan fokus untuk menemukan lebih banyak tentang asal geografis pria-pria dalam sarkofagus dan pola makan mereka.

Dengan upaya itu peneliti pun mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang gaya hidup dan penyebab kematian mereka.

Hasil akhir dari analisis ini diperkirakan akan keluar pada awal hingga pertengahan 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com