Temuan yang kemudian dipublikasikan di jurnal Nature, menunjukan hipotesis bahwa burung paling awal memiliki rupa modern seperti burung saat ini.
Sementara paruh primitif pada burung emu dan burung unta mungkin telah berevolusi kemudian.
Lebih lanjut, paruh yang bergerak ini memungkinkan burung untuk lebih baik dalam merawat, memberi makan, membuat sarang, serta tugas lain yang membutuhkan ketangkasan.
Peneliti pun berencana untuk mempelajari fosil Janavis lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang anatomi tengkoraknya.
"Kami akan terus melihat lebih dekat anatomi Janavis untuk menjelaskan lebih banyak tentang seperti apa biologisnya," ungkap Field.
"Menjawab jenis pertanyaan itu dapat membantu kita memahami dengan lebih detail mengapa garis keturunan burung pramodern ini benar-benar punah karena serangan asteroid," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.