Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Perbedaan Hipertiroid dan Hipotiroid

Kompas.com - 04/09/2022, 10:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipertiroid dan hipotiroid adalah penyakit pada tiroid, yang memengaruhi seberapa banyak hormon dihasilkan oleh kelenjar.

Ketika seseorang mengalami hipertiroid, artinya kelenjar tiroid terlalu aktif dan menghasilkan terlalu banyak hormon. Sebaliknya, penyakit hipotiroid membuat tiroid kurang aktif, yang berarti tidak menghasilkan cukup hormon.

Kedua kondisi tersebut dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, di samping penyebab lainnya. Kendati sering disalahartikan, dua penyakit ini memiliki beberapa gejala yang berbeda.

Penyakit hipotiroid cenderung membuat Anda merasa lesu dan lelah, sementara hipertiroid dapat menyebabkan gejala seperti jantung berdebar atau tekanan darah tinggi.

Baca juga: 6 Penyakit Kelenjar Tiroid yang Paling Umum

Perbedaan gejala hipotiroid dan hipertiroid

Lantaran mirip dengan gangguan kesehatan lainnya, tanda serta gejala penyakit tiroid kerap kali sulit dibedakan. Kelelahan, misalnya, sering dialami oleh orang-orang yang memasuki masa menopause.

Namun, ada beberapa gejala yang dapat mengindikasikan bahwa Anda perlu memeriksakan diri guna mengetahui apakah gejala yang muncul merupakan hipotiroid atau hipertiroid.

Seperti dikutip dari Verywell Health, Kamis (28/7/2022) gejala hipotiroid di antaranya:

  • Kelelahan
  • Naiknya berat badan
  • Merasa sangat dingin
  • Sembelit
  • Rambut rontok
  • Keringat berkurang
  • Haid yang berat dan tidak teratur
  • Detak jantung lambat
  • Kuku rapuh
  • Iritabilitas dan depresi
  • Wajah bengkak
  • Nyeri otot atau sendi
  • Insomnia

Baca juga: Mengenal Kanker Tiroid, Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatannya

Ilustrasi kelenjar tiroidShutterstock/Shidlovski Ilustrasi kelenjar tiroid

Sementara gejala hipertiroid yang bisa muncul termasuk:

  • Kelelahan
  • Penurunan atau penambahan berat badan
  • Diare
  • Rambut rontok
  • Terus berkeringat
  • Detak jantung berdebar sangat cepat
  • Penebalan kuku atau mengelupas
  • Merasa cemas dan gugupan
  • Mata bengkak
  • Kelemahan otot
  • Insomnia

Pada kondisi hipotiroid, aliran darah, retensi air, dan penggantian sel juga dapat menurun, sehingga memengaruhi kesehatan kulit, rambut, serta kuku. Wajah dan tangan Anda mungkin terlihat bengkak.

Anda juga mungkin merasa bingung dan sulit untuk fokus, menyebabkan apa yang dikenal sebagai kabut otak. Pasien pun menjadi sulit untuk hamil, dan risiko keguguran lebih tinggi untuk orang dengan tiroid hipoaktif.

Hipotiroid turut menyebabkan disfungsi ereksi, kesulitan ejakulasi, hingga penurunan gairah seks.

Sementara, ketika Anda memiliki tiroid yang terlalu aktif, metabolisme tubuh berlangsung lebih cepat.

Makanan yang masuk saat sistem pencernaan meningkat, menyebabkan penyerapan beberapa nutrisi yang buruk lalu menyebabkan sering buang air besar.

Baca juga: 6 Faktor Risiko Kanker Tiroid, Paparan Radiasi hingga Kurang Iodium

Penyebab hipotiroid dan hipertiroid

Penyebab hipotiroid meliputi:

- Penyakit autoimun: oenyakit hashimoto dan tiroiditis atrofi yang merupakan penyebab paling umum dari tiroid hipoaktif

- Operasi pengangkatan: semua atau sebagian kelenjar tiroid diangkat sebagai pengobatan untuk kanker tiroid, nodul tiroid, atau penyakit graves

- Perawatan radiasi: perawatan untuk kanker tertentu, penyakit graves, dan nodul tiroid dapat merusak kelenjar tiroid dan mengganggu fungsinya

- Bawaan sejak lahir: kasus ini jarang terjadi, namun bayi dapat lahir dengan kelenjar tiroid sebagian, hilang atau kelainan lain yang mengganggu fungsi tiroid

- Tiroiditis: peradangan tiroid yang disebabkan oleh infeksi virus atau tiroiditis atrofi

- Obat-obatan tertentu: pada orang dengan kecenderungan genetik, obat-obatan yang dapat memicu hipotiroidisme termasuk Cordarone atau Pacerone (amiodarone), Eskalith atau Lithobid (lithium), Intron A atau Roferon-A (interferon ), Proleukin (aldesleukin atau interleukin-2), dan penghambat pos pemeriksaan seperti Yervoy (ipilimumab)

- Kerusakan kelenjar hipofisis: bila rusak karena tumor, terapi radiasi, atau pembedahan, kontrol kelenjar pituitari atas tiroid dapat terganggu dan menyebabkan kekurangan hormon tiroid

- Gangguan langka: termasuk amiloidosis, sarkoidosis, dan hemochromatosis.

Penyebab hipertiroid meliputi:

Tiroid hiperaktif memiliki lebih sedikit penyebab potensial. Ini mungkin dialami dalam keluarga. Selain itu, ada pula penyebab lainnya termasuk:

  • Penyakit autoimun: penyakit graves, yang mana kerusakan pada tiroid disebabkan oleh antibodi yang secara kronis mengaktifkan tiroid dan menyebabkan kelebihan produksi hormon
  • Nodul: pertumbuhan abnormal jaringan tiroid dapat menyebabkan sekresi hormon berlebih
  • Tiroiditis: ketika tiroiditis menyerang, dapat menyebabkan tiroid melepaskan semua hormon yang dihasilkannya, yang mengakibatkan hipertiroid sementara. Setelah itu, kadarnya turun ke kisaran hipotiroid
  • Pengobatan berlebihan: jika Anda mengonsumsi terlalu banyak obat hormon tiroid untuk hipotiroid, dapat menyebabkan hipertiroid
  • Tingkat yodium abnormal: bila kekurangan yodium dan tiba-tiba meningkatkan asupan yodium, Anda dapat mengembangkan penyakit hipertiroid.

Baca juga: Penyakit Hipertiroid Bisakah Disembuhkan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com