KOMPAS.com - Gangguan kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental.
Setiap orang tentu mengalami rasa cemas. Ini adalah emosi yang alami dan penting. Namun, kecemasan yang berlebih dapat menjadi respons yang tidak sehat.
Sayangnya, gangguan kecemasan pada remaja kerap terabaikan, mengingat para remaja yang tengah mengalami berbagai perubahan emosi.
Dalam beberapa kasus, gangguan kecemasan pada remaja dapat menghambat perkembangan dan potensi mereka.
Perasaan tidak nyaman dan mengambang akibat gangguan kecemasan mungkin menyebabkan remaja kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan mereka serta sulit menjaga hubungan pertemanan dan keluarga yang suportif.
Baca juga: Overthinking dan Gangguan Kecemasan, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Dilansir dari Stanford Medicine, para ahli percaya bahwa gangguan kecemasan disebabkan oleh faktor biologis dan lingkungan.
Ketidakseimbangan dua bahan kimia di otak, norepinefrin dan serotonin, kemungkinan besar menjadi faktor biologi penyebab gangguan kecemasan.
Di sisi lain, remaja dapat mengalami kecemasan dan ketakutan dari orangtua atau anggota keluarga lain.
Jika salah satu atau kedua orangtua mengalami cemas, ada kemungkinan besar anak mereka juga akan memiliki kecenderungan yang sama.
Kegelisahan orangtua sering dikomunikasikan kepada anak sehingga menambah kepekaan alami anak. Siklus kegelisahan yang meningkat kemudian akhirnya terbentuk.
Baca juga: Infeksi Covid-19 Parah Bisa Sebabkan Depresi dan Kecemasan Berkepanjangan
Kemudian, peristiwa traumatis juga dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Ini dapat mencakup hal-hal seperti kematian orangtua, perceraian, kecelakaan, dan lain-lain.
Gangguan kecemasan pada remaja dapat menimbulkan gejala yang bervariasi antara individu.
Namun, sebagaimana dikutip dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry (AACAP), ada beberapa gejala gangguan kecemasan yang umum dialami remaja, yakni:
Baca juga: Studi: Sebanyak 40 Persen Bidan di Indonesia Alami Kecemasan Selama Pandemi Covid-19
Selain gejala psikis, gangguan kecemasan pada remaja juga dapat menimbulkan gejala fisik, seperti:
Gangguan kecemasan pada remaja biasanya berpusat pada perubahan penampilan, penerimaan sosial, dan konflik tentang kemandirian.