Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Booster Pfizer untuk Remaja Usia 16-18 Tahun Kantongi Izin BPOM

Kompas.com - 02/08/2022, 19:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Hal itu, berdasarkan data studi klinik fase 3 yang dilakukan pada subjek usia 16 tahun, atau lebih (C4591031 Sub A) dan data Real World Evidence dari studi observasional untuk menilai efektivitas booster vaksin Comirnaty pada kelompok usia yang sama.

Dalam studi klinik, dosis booster vaksin comirnaty diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah vaksinasi primer lengkap.

Hasil studi klinik vaksin Covid-19 Pfizer menunjukkan adanya efektivitas pemberian booster pada kelompok usia 16 tahun ke atas, serta profil keamanan yang serupa dengan profil keamanan pada pemberian vaksinasi dosis primer.

Didasarkan pada pertimbangan aspek keamanan, kejadian sampingan yang paling sering dilaporkan setelah pemberian dosis booster vaksin comirnaty pada anak usia 16 tahun ke atas, di antaranya:

Baca juga: Ketahui Jenis Vaksin Booster Kedua yang Ditetapkan Kemenkes, Apa Saja?

  • Reaksi lokal pada tempat penyuntikan (21 persen)
  • Gangguan jaringan sendi dan otot (6,7 persen)
  • Sakit kepala (5 persen)
  • Lymphadenophathy atau pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening (2,7 persen)
  • Gangguan saluran cerna (1,7 persen)

Hasil tersebut konsisten dengan laporan kejadian sampingan setelah pemberian 2 dosis primer vaksin Comirnaty.

Efikasi vaksin booster Pfizer pada remaja

Menurut data studi klinik terhadap anak usia 16 tahun ke atas (subjek uji C4591031 Sub A) yang diberikan dosis booster vaksin comirnaty, didapatkan bahwa efikasi mencapai 95,6 persen dalam mencegah terjadinya Covid-19.

Data Real World Evidence juga menunjukkan efektivitas booster vaksin comirnaty sebesar 93 persen dalam menurunkan jumlah hospitalisasi akibat Covid-19, 92 persen menurunkan risiko Covid-19 berat, dan 81 persen menurunkan risiko kematian.

Baca juga: Vaksin Booster Terbukti Tingkatkan Kekebalan terhadap Virus Corona, Ini Studinya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com