Misalnya, Bel-Marduk yakni sebagai dewa tertinggi Babel, yang juga disebut sebagai “Penyayang”.
Menurut Aleksandra, ungkapan “Penguasa Dunia” - gelar yang mirip dengan “Penguasa Alam Semesta” kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada Baalshamin, yaitu dewa langit.
3. Bukan dewa tunggal
Aleksandra menambahkan, dewa misterius atau dewa anonim yang disebutkan dalam prasasti Palmyra bukanlah dewa tunggal, melainkan bersamaan dengan beberapa dewa yang mencakup Bel-Marduk dan Baalshamin.
4. Alasan tidak ada nama dewa itu
Seperti yang diketahui, sebagian besar dewa-dewa sudah banyak diketahui namanya dan mukjizat yang dewa-dewa itu miliki.
Berbeda dengan dewa anonim atau dewa misterius di situs Kota Kuno Palmyra ini, yang sampai saat ini masih belum diketahui apa namanya.
Baca juga: Gonggong, Benda Langit Pertama yang Diberi Nama Dewa Orang Tionghoa
Terkait hal ini, Aleksandra berpendapat, orang atau masyarakat yang menuliskan prasasti tiu terdahulu tidak menyebut nama dewa sebagai tanda penghormatan.
Selain itu, ketika orang menulis prasasti yang memohon campur tahan ilahi, mereka tidak selalu menjangkau dewa tertentu, melainkan dewa apapun yang akan mendengarkan doa mereka.
“Tidak ada satu dewa pun yang tidak disebutkan namanya, setiap dewa yang mendengarkan dan menunjukkan kemuarahan hati atas permintaan pantas mendapatkan pujian abadi,” jelasnya.
Namun, hal ini pun dikomentari oleh seorang peneliti yang enggan disebutkan namanya.
Peneliti tersebut mengatakan bahwa setuju kalau dewa yang tidak disebutkan namanya kemungkinan merujuk pada banyak dewa, tetapi khawatir bahwa beberapa teks Babilonia yang dipelajari Aleksandra bertanggal berabad-abad lebih awal daripada prasasti Palmyra.
Oleh karena itu, persoalan alasan mengapa tidak ada nama dewa dalam prasasti merujuk dewa anonim misterius itu masih menjadi perbincangan dan perdebatan, serta masih terus dipelajari oleh para ahli lainnya juga.
Baca juga: Mitos Gerhana Matahari, dari Jatuhnya Kepala Dewa sampai Tanda Kiamat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.