Bila memasuki fase kritis DBD, menurut Sri, pasien dapat mengalami kebocoran pada plasma sehingga tekanan darah turun lalu menyebabkan shock.
Pasien DBD juga berpotensi mengalami pengumpulan cairan di rongga perut, dan pendarahan di saluran cerna.
"Fase kritis ini kalau bisa jangan sampai terjadi. Jadi kita putuskan fase demam, putuskan jangan sampai fase kritis," ucap dia.
Pada fase penyembuhan kesadaran pasien sudah mulai membaik, yang kerap terjadi setelah tujuh hari. Selanjutnya, denyut jantung menjadi normal dan nafsu makan pun kembali.
"Kalau kita lihat ternyata gejala dengue ini yang paling banyak adalah demam disertai gejala lain bisa bermacam-macam karena bisa mengenai semua organ," jelas Sri.
"Mulai dari mual muntah, ini suatu gejala yang penting sekali, anak tidak mau makan, tidak mau minum karena mual dan muntah akhirnya cairan kurang. Kalau cairannya kurang mudah sekali terjadi shock," sambungnya.
Baca juga: Waspada, Anak 5-14 Tahun Paling Banyak Terinfeksi DBD dan Meninggal Dunia
Prof Sri menyampaikan ada sejumlah tanda yang perlu diwaspadai oleh para orangtua, jika anak memiliki gejala DBD. Pasalnya, DBD yang terlambat ditangani berisiko menyebabkan keparahan pada pasien bahkan bisa meninggal dunia.
Beberapa tanda atau gejala DBD yang perlu diwaspadai di antaranya:
"Yang paling penting adalah mengenal tanda peringatan supaya tidak terlambat berobat. Sering kali (pasien) datang ke rumah sakit sudah terlambat, ini yang kemudian menjadi kesulitan di dalam mengobati. Jadi kalau dia datang dalam fase awal tadi, fase demam insyaallah pada umumnya bisa tertolong," katanya.
Diakui Sri, penyakit DBD memang sulit dideteksi karena ada beberapa penyakit yang gejalanya mirip. Sebut saja penyakit viral exanthem seperti campak ataupun cacar air yang ditandai dengan ruam di kulit.
"Penyakit-penyakit darah ini hati-hati karena juga bisa diawali dengan demam kemudian ada mimisan. Tapi ternyata dia bukan demam berdarah, tetapi awal dari leukimia misalnya, nah ini kita juga harus berhati-hati di dalam mendiagnosisnya," ungkapnya.
Sehingga, untuk mengetahui apakah gejala yang dialami merupakan demam berdarah dengue atau justru penyakit lain diperlukan pemeriksaan oleh dokter di fasiitas pelayanan kesehatan.
Baca juga: Dengue Shock Syndrome, Komplikasi DBD yang Bisa Menyebabkan Kematian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.