Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2022, 16:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah kamu bahwa manusia memiliki jenis gigitan yang berbeda-beda. Dalam kondisi parah, gigitan ini mungkin mengganggu orang yang memilikinya dan membutuhkan perawatan seperti perawatan ortodonti atau bahkan operasi.

Apa itu gigitan?

Gigitan adalah posisi gigi ketika rahang atas dan rahang bawah saling bertemu. Normalnya, gigitan akan membantumu untuk melakukan fungsi pengunyahan dan bicara.

Namun, terdapat beberapa jenis gigitan yang tidak normal akibat tidak selarasnya susunan gigi atau bentuk rahang seseorang. Gigitan yang tidak normal ini yang akan kita bahas lebih lanjut.

Jenis gigitan

Gigitan yang tidak normal ini tidak hanya memengaruhi penampilan seseorang, namun juga bisa mengganggu fungsi utama gigi dan mulut, hingga sakit kepala, telinga, atau leher. Selain itu, gigitan ini juga bisa menyebabkan gigi lebih mudah berlubang dan terjadi penumpukan karang gigi karena posisinya yang sulit dibersihkan.

Gigitan yang tidak normal dalam kedokteran gigi disebut juga dengan maloklusi. Dilansir dari American Association of Orthodontists, berikut ini adalah jenis gigitan yang sering ditemukan pada anak dan orang dewasa.

1. Crossbite

CrossbiteGiorgio Fiorell - Commons Wikimedia Crossbite

Crossbite adalah kondisi dimana gigi atas ketika kontak berada di dalam gigi rahang bawah. Normalnya, gigi rahang atas terletak di luar gigi rahang bawah. Kondisi ini bisa memengaruhi satu atau beberapa gigi sekaligus.

2. Underbite

Kondisi underbite parahMikael Häggström - Commons Wikimedia Kondisi underbite parah

Underbite adalah kondisi dimana rahang bawah berada lebih depan dari rahang atas. Berbeda dengan crossbite yang hanya memengaruhi beberapa gigi. Underbite memengaruhi seluruh gigi. Underbite akan menimbulkan penampilan yang sebagian masyarakat sebut dengan “cameuh”.

Baca juga: Mengenal Konservasi Gigi, Cabang Ilmu yang Mempertahankan Gigi

3. Openbite

OpenbiteCommons Wikimedia Openbite

Openbite merupakan gigitan yang ditandai gigi atas tidak kontak dengan gigi bawah. Openbite ini paling banyak terjadi pada anak-anak yang memiliki kebiasaan buruk menghisap jari dan bernapas lewat mulut. Kondisi ini akan memengaruhi kemampuan anak untuk menelan serta mengganggu fungsi bicara.

4. Overbite

Kondisi ini adalah gigi depan rahang atas yang menutupi gigi depan rahang bawah hampir semua atau seluruhnya. Normalnya, gigi depan rahang atas hanya menutupi 2 sampai 3 milimeter saja gigi depan rahang atas.

Overbite juga dikenal dengan istilah deepbite atau gigitan yang dalam. Deepbite meningkatkan risiko seseorang memiliki gangguan gusi kronis dan gigi aus.

5. Protrusi

ProtrusiShutterstock - trailak amtim Protrusi

Protusi adalah kebalikan dari underbite. Protusi ditandai dengan rahang atas yang lebih maju terlalu jauh dari rahang bawah hingga tidak terjadi kontak antara gigi atas dan gigi bawah. Hal yang mungkin terjadi jika kondisi ini tidak dikoreksi adalah gigi mudah patah jika terjadi kecelakaan atau benturan, mulut sulit ditutup sehingga mulut kering, dan gangguan bicara.

Jika mengalami salah satu gigitan yang tidak normal di atas, kamu perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen panoramik dan sefalometrik. Tes ini berguna untuk melihat apakah gigitan bisa dikoreksi hanya dengan perawatan ortodonti atau harus ditunjang dengan operasi. Konsultasikan dengan dokter gigi yang merawatmu, ya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com