Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melestarikan Ekosistem Laut dan Pesisir, COREMAP-CTI Jadi Program Pemerintah

Kompas.com - 12/05/2022, 09:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative World Bank atau COREMAP-CTI WB, adalah salah satu upaya pemerintah dalam menjaga ekosistem laut dan pesisir.

Tak hanya sampai pada upaya melestarikan ekosistem laut dan pesisir, COREMAP-CTI juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar pesisir.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), Arifin Rudyanto menyampaikan program ini dirancang dengan memadukan dua hal.

Pertama, science based policy (kebijakan berdasarkan ilmu pengetahuan), kedua community based implementation (pelaksanaan berbasis masyarakat).

Sehingga, peraturan yang dibuat sesuai dengan hal yang dibutuhkan masyarakat maupun kondisi lingkungannya.

“Kami ingin contoh-contoh baik pengelolaan ekosistem pesisir prioritas yang telah dicapai dalam COREMAP-CTI terus berlanjut meski programnya telah berakhir," papar Arifin dalam Penutupan Proyek dan Diseminasi Capaian COREMAP-CTI WB Hibah Global Enviroment Facility (GEF) yang digelar di Jakarta, Rabu (11/5/2022).

Baca juga: Ahli Perkirakan, Ekosistem Laut Dunia Akan Kembali Pulih pada 2050

Menurut dia, dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sangat dibutuhkan terkait dengan pelestarian ekosistem laut termasuk terumbu karang.

Kemudian, program itu juga diharapkan dapat menjadi model bagi pengelolaan ekosistem pesisir prioritas di berbagai wilayah yang ada di Indonesia.

"Jika perlu program ini direplikasi, diperkuat dalam aturan dan anggaran, bahkan masyarakat juga terus didukung upaya dan semangatnya dalam melestarikan dan menjaga keutuhan alam di wilayahnya,” imbuhnya.

Adapun program tersebut telah diterapkan Bappenas, melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dan mitranya, di dua provinsi di Indonesia yang termasuk bagian penting dari segitiga terumbu karang dunia.

Keduanya ialah Raja Ampat di Papua Barat, dan Laut Sawu di NTT (Nusa Tenggara Timur). Dengan dana hibah dari Bank Dunia melalui GEF sebesar 6,2 juta US dolar, program ini disebut telah memberikan dampak bagi rehabilitasi lingkungan setempat.

Selain sebagai upaya melestarikan ekosistem laut, program COREMAP-CTI pun disebut telah memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat maupun kesadaran mengenai pentingnya wilayah tempat tinggal mereka.

Baca juga: Transplantasi Terumbu Karang dengan Pipa PVC, Bantu Kembalikan Ekosistem Laut Pulau Sangiang

Ilustrasi burung laut. Kotoran burung laut tidak hanya penting bagi ekosistem laut, tapi ternyata juga memiliki nilai ekonomi tinggi.WIKIMEDIA COMMONS/Amir Pashaei Ilustrasi burung laut. Kotoran burung laut tidak hanya penting bagi ekosistem laut, tapi ternyata juga memiliki nilai ekonomi tinggi.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Eksekutif ICCTF Tonny Wagey, mengatakan sejauh ini masyarakat yang telah diberikan edukasi maupun pelatihan rehabilitasi kawasan menunjukkan kemajuan.

Mereka sudah mulai bekerja sama untuk menyelamatkan, sekaligus melestarikan pulau.

"Kami juga melihat perubahan perilaku masyarakat yang semula jadi pengebom laut, kini menjadi pembela keselamatan laut seperti yang ditunjukkan warga Mutus, Raja Ampat, Papua Barat," terang Tonny.

Selanjutnya, program tersebut juga telah membantu menyediakan listrik tenaga surya bagi wilayah Nusa Manuk, NTT agar meningkatkan kegiatan pengelolaan sumber daya perikanan yang dilakukan masyarakat.

"Mustahil berbicara kelestarian ekosistem pesisir dan laut kita jika masyarakat setempat tidak sejahtera. Mereka semua, termasuk mitra kami, telah menunjukkan pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati,” ucapnya.

Tonny turut menyampaikan bahwa kegiatan COREMAP-CTI, merupakan intervensi terbesar pemerintah dalam bidang pengelolaan ekosistem pesisir.

Baca juga: Transplantasi Terumbu Karang dengan Pipa PVC, Bantu Kembalikan Ekosistem Laut Pulau Sangiang

Tujuannya tidak lain untuk mendorong peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi, supaya dapat dikelola lebih optimal dan berkelanjutan.

“Dalam pelaksanaannya kita memerlukan sinergi antar pusat dan daerah, lintas sektor dan tentu saja pendanaan. COREMAP-CTI telah memberikan contoh bagaimana kolaborasi antar sektor ini dilakukan," jelas Sri Yanti, selaku Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas.

Target pengelolaan laut dan pesisir

Di sisi lain, Bappenas telah menetapkan target pengelolaan laut dan pesisir yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 hingga 2024 mendatang.

Target itu di antaranya menyasar pengelolaan di kawasan konservasi yang mencapai 26,9 juta hektar.

"Meski tidak mudah, tapi ketika semua dalam satu komitmen dan tujuan, semuanya bisa berjalan untuk mencapai tujuan utama untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi," ungkap Sri.

Upaya pengelolaan ekosistem laut dan pesisir dinilai dapat diperkuat dengan komitmen, serta dukungan pemerintah pusat dan daerah, swasta, CSO, akademisi, maupun masyarakat setempat.

Baca juga: Megafauna Hiu Terancam Punah Ancam Ekosistem Laut, Ini Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com