KOMPAS.com- Drama Korea (Drakor) Woori The Virgin menjadi ramai diperbincangkan. Salah satu isu menarik yang diangkat dalam cerita drama tersebut adalah soal inseminasi buatan.
Woori the Virgin diadaptasi dari serial Amerika Jane The Virgin. Drakor ini menceritakan kisah seorang perempuan bernama Oh Woo Ri (Im Soo Hyang), yang ketat menjaga kesuciannya sebelum menikah.
Woori selama ini melindungi dirinya dari sentuhan laki-laki dan masih perawan karena tidak pernah berhubungan seks dengan orang lain.
Namun, ternyata Woori harus berakhir hamil setelah inseminasi buatan yang tidak sengaja selama pemeriksaan medis.
Baca juga: Kelebihan Teknik Inseminasi Buatan dalam Dunia Peternakan
Seperti dalam tayangan drama Korea Woori the Virgin, inseminasi buatan adalah teknik pembuahan yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma terbaik yang telah diseleksi dari sekian banyak sperma menggunakan alat sejenis kateter.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr RA Sita Daniswati Utari SpOG yang berpraktik di RS Mayapada Kuningan dan Klinik Morula IVF RS Betsaida Serpong menjelaskan, teknik inseminasi buatan ini membantu sperma mencapai rahim atau saluran indung telur pada masa ovulasi wanita.
Dalam pelaksanaannya, sperma terpilih tersebut akan dibantu terjadinya pembuahan yang berujung dengan kehamilan, tanpa pasangan tersebut melakukan hubungan seks.
"(Inseminasi buatan ditargetkan) agar pasangan suami istri dapat dengan cepat mendapatkan momongan yang dengan cara alami sulit karena beberapa kelainan ringan," kata dr Sita Danis kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Simba, Si Anak Singa Pertama yang Lahir dari Inseminasi Buatan
Untuk itu, memang ada kriteria pasangan yang diperbolehkan atau dianjurkan melakukan tindakan inseminasi buatan ini. Di antaranya sebagai berikut.
Sekitar 2 minggu sesudah dilakukan inseminasi, maka akan dilakukan tes kehamilan untuk mengetahui keberhasilan inseminasi.
Angka keberhasilan inseminasi intra uterine (IIU) berkisar antara 8-12 persen per siklus.
Baca juga: Inseminasi Sukses, Puluhan Domba Hamil dengan Sperma Berumur 50 Tahun
Sebuah penelitian melaporkan bahwa angka kehamilan pada IIU per pasien adalah 10-20 persen, dimana angka terendah adalah 5 persen.
Menurut penelitian lain, tingkat keberhasilan kehamilan menggunakan terapi inseminasi buatan dapat mencapai 37,9 persen.
Hal tersebut persentasenya sudah cukup besar dan banyak wanita yang berhasil hamil dengan teknik inseminasi tersebut.
Namun, hal ini tidak sama antara satu wanita dengan yang lainnya. Keberhasilan kehamilan dengan teknik inseminasi buatan bervariasi tergantung kepada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya.
Di antaranya seperti usia pasien, jenis masalah kesuburan yang dimiliki pasien, kualitas sperma yang digunakan, penggunaan obat kesuburan, dan faktor lainnya.
Baca juga: Simba, Si Anak Singa Pertama yang Lahir dari Inseminasi Buatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.