KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi bisa sulit dikenali tanpa menggunakan monitor tekanan darah.
Namun, jika tekanan darah menjadi sangat tinggi, dapat menyebabkan beberapa gejala yang mengganggu.
Salah satu gejala tekanan darah tinggi yang paling populer adalah sakit kepala parah.
Meski demikian, hasil studi memberikan bukti yang bertentangan tentang apakah tekanan darah tinggi menyebabkan sakit kepala.
Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah penjelasannya.
Baca juga: Jenis Olahraga untuk Mengatasi Gula Darah Tinggi
Menurut sebuah makalah di Jurnal Neurologi Iran, sakit kepala akibat tekanan darah tinggi biasanya terjadi di kedua sisi kepala.
Sakit kepala cenderung berdenyut dan sering memburuk dengan aktivitas fisik.
Menurut peneliti, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala karena mempengaruhi sawar darah-otak.
Dalam kasus yang sangat parah, ketika tekanan darah sangat tinggi, hipertensi dapat mengakibatkan tekanan berlebih pada otak, yang dapat menyebabkan darah bocor dari pembuluh darah di organ ini.
Kebocoran ini menyebabkan edema atau pembengkakan yang bermasalah karena otak berada di dalam tengkorak dan tidak memiliki ruang untuk berkembang.
Baca juga: Efek Tekanan Darah Tinggi pada Sistem Saraf
Pembengkakan memberikan tekanan lebih lanjut pada otak dan menyebabkan gejala yang mencakup sakit kepala, pusing, mual, kebingungan, kelemahan, kejang, dan penglihatan kabur.
Jika penderita telah mendapatkan pengobatan untuk menurunkan tekanan darahnya, gejalanya biasanya akan membaik dalam waktu satu jam.
American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa orang biasanya tidak mengalami sakit kepala ketika tekanan darah mereka tinggi, kecuali jika melebihi 180/120 mm Hg.
Pada titik ini, kondisi tersebut menjadi krisis hipertensi, yang merupakan keadaan darurat medis.
Para peneliti juga telah melihat apakah mengalami sakit kepala secara teratur dapat memengaruhi kesehatan jantung seseorang secara keseluruhan.
Baca juga: 5 Kebiasaan Makan yang Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi