Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Konfirmasi Kematian Satu Pasien akibat Infeksi Virus Ebola di Kongo

Kompas.com - 08/05/2022, 12:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Reuters,WHO

 

Kemudian, pada 27 April 2022 sebanyak 267 orang yang berkontak dengan pasien telah teridentifikasi. Kemenkes Kongo pun tengah melakukan pelacakan kontak, penyelidikan, dekontaminasi rumah tangga dan fasilitas kesehatan.

"Munculnya (virus) saat ini tidak terduga mengingat bahwa EVD (Ebola virus disease) adalah endemik di Republik Demokratik Kongo, dan virus Ebola hidup pada hewan di wilayah tersebut," tulis WHO.

Sejauh ini Kongo terhitung sudah 13 kali menghadapi wabah Ebola, sejak kasus pertama pada 2018 sampai 2020.

Dalam periode tersebut, total sudah hampir 2.300 orang meninggal dunia karena Ebola. Bahkan, kasus itu tercatat dalam sejarah sebagai kematian tertinggi akibat penyakit Ebola.

Wabah terakhir terjadi pada rentang waktu Oktober dan Desember di wilayah timur Kongo. Pad saat itu, 11 orang terinfeksi Ebola dan enam orang meninggal dunia.

WHO juga masih memantau situasi terkait penyebaran Ebola di Republik Demokratik Kongo, sekaligus menilai seperti apa risiko dari infeksi virus.

Baca juga: 3 Orang Meninggal Dunia, Guinea Nyatakan Virus Ebola Jadi Epidemi

Tindakan pencegahan penularan virus Ebola

Di samping itu, WHO merekomendasikan beberapa upaya mencegah Ebola pada manusia antara lain:

1. Mengurangi risiko penularan voirus Ebola dari hewam ke manusia

Tidak berkontak dengan kelelawar buah, atau kera yang terinfeksi. Anda dapat menggunakan sarung tangan saat akan berkontak langsung dengan hewan. Selanjutnya, masaklah produk hewani dengan matang sebelum dikonsumsi. 

2. Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia

Hindari berada di dekat orang yang terinfeksi, maupun menunjukkan gejala Ebola. Segera bawa setiap orang yang dicurigai telah terinfeksi virus ke fasilitas pelayanan kesehatan, agar dapat diskrining dan diisolasi.

Para tenaga kesehatan juga harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, selama merawat pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi dengan Ebola.

Cuci tangan secara teratur penting dilakukan setelah mengunjungi pasien di rumah sakit, serta setelah menyentuh atau bersentuhan dengan cairan tubuhnya.

Baca juga: Bunny Ebola, Virus Mematikan dari Kelinci Menyebar di Barat Daya AS

3. Mengurangi risiko kemungkinan penularan seksual

Berdasarkan analisis dari Kelompok Penasihat WHO tentang Respons Penyakit Virus Ebola, disarankan agar melakukan hubungan seks dengan pengaman dalam satu tahun ke depan sejak munculnya gejala.

Hal ini harus dilakukan, setidaknya sampai pengujian air mani dinyatakan negatif virus Ebola. Selain itu, hindari kontak dengan cairan tubuh dan selalu mencuci dengan sabun serta air.

Tenaga kesehatan, lanjut WHO, perlu melakukan pelatihan ulang terkait deteksi dini, isolasi, dan pengobatan kasus Ebola serta tata cara penguburan aman bagi pasien yang meninggal dunia.

Ketersediaan APD, maupun kapasitas pengelolaan limbah di semua fasilitas pelayanan kesehatan untuk menangani pasien yang sakit dan untuk dekontaminasi perlu dipastikan dengan baik.

"WHO belum merekomendasikan larangan perjalanan atau perdagangan ke Republik Demokratik Kongo berdasarkan situasi saat ini," ujar WHO.

 

Baca juga: Virus Corona sampai Ebola, Kenapa Virus dari Kelelawar Sangat Mematikan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com