Sebab, hal itu tidak memperhitungkan ancaman jangka panjang seperti kenaikan permukaan laut, atau bahaya tidak langsung yang didorong oleh iklim.
“Pertanian mengancam sebagian besar spesies, penebangan adalah ancaman paling umum kedua, ancaman paling umum selanjutnya adalah spesies invasif dan penyakit,” kata para peneliti dalam studinya.
Di sisi lain, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa reptil paling berisiko adalah mereka yang hidup di lingkungan kering seperti gurun, hingga sabana.
Akan tetapi, studi baru menemukan spesies reptil yang menghuni hutan justru lebih terancam.
Peneliti menduga, kondisi tersebut disebabkan karena makhluk berdarah dingin mengalami ancaman lainnya di hutan.
Baca juga: Peneliti Temukan Gigi Reptil Laut Terbesar di Dunia di Pegunungan Alpen
Umumnya, buaya dibunuh oleh pemburu untuk diambil daging serta kulitnya dan diperjualbelikan.
Sedangkan kura-kura menjadi sasaran perdagangan hewan, untuk digunakan sebagai pengobatan tradisional.
Oleh sebab itu, tim peneliti mendesak adanya upaya konservasi buaya dan kura-kura untuk mencegah kepunahan reptil ini.
Mereka mengatakan strategi konservasi reptil sejauh ini masih mengandalkan kriteria Daftar Merah IUCN, dan distribusi hewan lain untuk menginformasikan kebijakan serta prioritas perlindungan.
Peneliti juga menyarankan upaya konservasi guna melindungi kelompok hewan lain, seperti restorasi habitat dan pengendalian spesies invasif.
Hal ini disebut turut memberikan manfaat bagi keberadaan reptil, termasuk buaya dan kura-kura sebagai spesies reptil terancam punah.
Baca juga: Temuan Fosil Reptil Laut Ungkap Hewan Raksasa Paling Awal di Bumi