KOMPAS.com - Produk vaksin Covid-19 Moderna (Spikevax) ditarik dari peredarannya di sejumlah negara di Eropa.
Hal ini dilaporkan dalam keterangan resmi dari Moderna dan Rovi Pharma Industrial Services S.A., Spanyol.
Penarikan peredaran ini telah dilakukan terhadap 1 (satu) bets vaksin Covid-19 Moderna (Spikevax) yang diproduksi di Rovi Pharma Industrial Services S.A., Sapnyol, yaitu vaksin dengan nomor bets 000190A.
Baca juga: Vaksin Moderna di Eropa Ditarik, BPOM Pastikan Vaksin Covid-19 Ini di Indonesia Aman Digunakan
Penarikan dari peredaran ini dilakukan karena ditemukan adanya partikel asing pada salah satu vial vaksin Covid-19 Moderna bets tersebut.
Sebagai informasi, vaksin Covid-19 Moderna (Spikevax) diproduksi pada beberapa site di beberapa negara, dan Rovi Pharma Industrial Services S.A., Spanyol hanyalah salah satunya.
Sementara, vaksin Covid-19 Moderna (Spikevax) dengan nomor bets 000190A didistribusikan di beberapa negara Eropa, yaitu Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol dan Swedia, dari tanggal 13-14 Januari 2022.
Melansir European Pharmaceutical Review, Moderna dan Rovi mengetahui masalah ini melalui keluhan produk dari pusat vaksinasi di Malaga, Spanyol.
Botol yang terkena ditusuk tetapi tidak diberikan dan dikembalikan untuk penilaian dan penyelidikan forensik.
Moderna telah melakukan pencarian kumulatif dari database keamanan globalnya dan tidak ada masalah keamanan yang dilaporkan pada individu yang menerima vaksin dari bets/lot ini.
Sampai saat ini, tidak ada masalah keamanan atau khasiat yang telah diidentifikasi.
Sembari terus melakukan penyelidikan dan penilaian, bets vaksin Moderna ini ditarik.
Namun, Moderna masih yakin bahwa penemuan satu botol terkontaminasi itu tidak mengganggu atau menimbulkan risiko bagi botol lain dalam bets ini.
Baca juga: Apa Bedanya Moderna dengan Vaksin Lainnya? Ini Rangkuman Singkatnya
Ternyata, laporan akan kontaminasi partikulat asing pada vaksin Moderna (Spikevax) ini sudah pernah terjadi sebelumnya, yakni pada Agustus 2021.
Saat itu, mitra vaksin Moderna di Takeda, Jepang menangguhkan penggunaan 1,63 juta dosis setelah partikulat asing ditemukan.
Pada tahun 2021, Jepang menangguhkan penggunaan tiga lot Spikevax karena partikulat asing. Hasil penyelidikan saat itu mengidentifikasi bahwa partikulat itu berasal dari baja tahan karat 316L.