Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Dampak Negatif Penggunaan Bahan Bakar Fosil terhadap Lingkungan

Kompas.com - 24/04/2022, 11:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bahan bakar fosil terbentuk setelah tumbuhan dan hewan terurai selama jutaan tahun.

Fosil tumbuhan dan hewan tersebut mengandung karbon dan hidrogen yang terkubur jauh di dalam kerak bumi. 

Ada beberapa jenis utama bahan bakar fosil, termasuk batu bara, minyak, dan gas alam. 

Meskipun bahan bakar fosil menjadi sumber energi yang banyak, dampak negatifnya adalah bahan bakar fosil bertanggung jawab atas hampir 75% emisi yang berhubungan dengan manusia selama 20 tahun terakhir. 

Secara sederhana, penyebab bahan bakar fosil merugikan lingkungan adalah karena ia menghasilkan polusi.

Baca juga: Demi Efisiensi, Ahli Bakal Bikin Bahan Bakar Roket dari Mikroba di Mars

Dilansir dari Sciencing, ketika membakar bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas alam, terdapat sejumlah besar karbondioksida yang dikeluarkan ke atmosfer. 

Karbondioksida tersebut kemudian memerangkap panas di atmosfer dan menyebabkan perubahan iklim.

Karbon dioksida bukan satu-satunya jenis emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

Saat membakar batu bara sebagai pembangkit listrik, emisi merkuri yang berbahaya juga dihasilkan.

Selain itu, pembakaran batubara mengeluarkan jelaga dan sulfur dioksida. 

Baca juga: 4 Fakta Bahan Bakar Nabati Bioavtur Buatan Indonesia

Dampak negatif penggunaan bahan bakar fosil

Berikut adalah 4 dampak negatif penggunaan bahan bakar fosil terhadap lingkungan:

1. Perusahaan bahan bakar fosil menyebabkan polusi udara yang mematikan

Dilansir dari Greenpeace, penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan emisi gas rumah kaca yang menghangatkan Bumi. 

Penggunaan bahan bakar fosil juga menghasilkan polutan udara, seperti jelaga (partikel halus atau PM2.5) dan kabut asap (ozon).

Polutan-polutan tersebut dapat meningkatkan risiko kematian akibat stroke, penyakit jantung , kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, paparan terhadap PM2.5 menyebabkan sekitar 4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun (belum termasuk paparan dari polusi udara dalam ruangan).

Baca juga: Solusi Limbah Medis, Sarung Tangan Lateks Diolah Jadi Bahan Bakar Diesel

2. Penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan pencemaran air

Tak jarang tumpahan minyak menyebabkan masalah pencemaran di air, tanah, dan pemukiman masyarakat. 

Insiden besar, seperti Deepwater Horizon BP, yang menumpahkan 4,9 juta barel minyak ke Teluk Meksiko, menunjukkan bahwa tidak ada cara yang aman untuk mengekstrak, memproses, atau transportasi bahan bakar fosil. 

Selain itu, ledakan minyak dan gas telah menempatkan air tanah pada risiko kontaminasi air limbah dan telah menghabiskan sumber daya air yang langka.

3. Penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan kerusakan tanah

Ekstraksi bahan bakar fosil tidak hanya membutuhkan lokasi ekstraksi utama yang terganggu (seperti tambang), tetapi juga membutuhkan lahan yang luas untuk infrastruktur seperti jalan akses, jaringan pipa, fasilitas pengolahan dan penyimpanan limbah. 

Hal ini dapat sangat merusak sehingga tanah tidak akan dapat pulih, meski operasi ekstraksi selesai. 

Hilangnya habitat ini merupakan dampak lingkungan negatif yang serius dari bahan bakar fosil.

Baca juga: Polusi Udara Bahan Bakar Fosil Tewaskan 8 Juta Orang pada 2018

4. Penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan pengasaman laut

Penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon yang masuk ke atmosfer juga berdampak pada kimia laut. 

Ketika laut menjadi lebih asam, maka semakin sedikit kalsium karbonat yang tersedia untuk tiram, lobster, dan banyak organisme laut lainnya. 

Tentunya ini dapat memberikan dampak negatif bagi keseluruhan rantai makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com