Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menu Takjil Buka Puasa yang Direkomendasikan Ahli Gizi, Benarkah Harus Makanan Manis?

Kompas.com - 08/04/2022, 16:29 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar orang berbuka puasa dengan menu takjil yang bervariasi mulai dari gorengan, kolak, hingga aneka es. Makanan manis juga umumnya menjadi jenis yang paling banyak dicari sebagai takjil.

Lantas, benarkah menu takjil buka puasa harus makanan yang manis? Dijelaskan Spesialis Gizi Klinik di Rumah Sakit St Carolus Summarecon Serpong, DR dr Yustina Anie Indriastuti, Msc.,Sp.GK, takjil yang direkomendasikan untuk berbuka adalah yang tidak terlalu manis dan mudah dicerna. 

"Takjil adalah istilah umum untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa. Jenis takjil bervariasi sesuai kebiasaan setiap daerah," ujar Yustina kepada Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Baca juga: Pilihan Takjil Sehat yang Menyegarkan, Ini Manfaat Cincau Hijau

Adapun jumlah kalori dalam takjil yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu sekitar 50 sampai 100 kkal. Kemudian, bisa disusul dengan makanan lengkap yang dikonsumsi setelah salat maghrib.

Makanan atau minuman manis, lanjut Yustina, sebaiknya dikonsumsi secukupnya pada waktu berbuka. Sebab, minuman yang terlalu manis justru menyebabkan haus, dan jika berlebihan dapat memicu kembung.

Dia mengatakan, lambung yang kosong dalam waktu lama setelah berpuasa lebih dari 12 jam cenderung lebih rentan mengalami gangguan pencernaan. Oleh karena itu, konsumsi makanan yang mudah dicerna sangat direkomendasikan.

Saat waktu berbuka tiba, Anda dapat meminum air hangat secukupnya ataupun makan makanan ringan seperti biskuit, bubur sumsum, atau kue. Selain itu, minum air kelapa muda pada waktu buka juga disebut bisa mengurangi haus karena mengandung energi dan mineral.

"Makan dan minum yang manis untuk mengganti energi dengan cepat seperti jus buah, air kelapa muda, pisang, dan kurma," papar Yustina.

"Minumlah cukup air untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berpuasa. Minuman yang terlalu dingin (berisiko) meningkatkan asam lambung," sambung dia.

Kurma memang menjadi salah satu takjil yang kerap dikonsumsi, lantaran rasanya yang manis. Menurut Yustina, buah kurma tinggi kalori, karbohidrat, protein, serat, vitamin C, vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, serta mineral seperti zat besi, natrium, kalium, magnesium, dan kalsium.

Baca juga: Cara Menjaga Gula Darah Penderita Diabetes Tetap Terkendali Selama Puasa

 

Setiap 100 gram kurma juga mengandung 75 gram karbohidrat, 2,5 gram protein, dan 8 gram serat pangan. Sehingga, makan kurma ketika buka puasa sangat disarankan.

"Pada penderita diabetes, sebaiknya berhati-hati makan kurma, karena setiap 100 gram-nya mengandung energi 281 kkal dan gula (sebanyak) 63 gram," imbuhnya.

Hindari konsumsi gorengan dan minuman manis yang berlebihan

Menggiurkan memang memakan gorengan dan minuman yang sangat manis, saat berbuka puasa. Namun ternyata, keduanya mengandung kalori tinggi yang membuat perut lebih cepat kenyang.

Akibatnya, seseorang cenderung mengurangi makanan lengkap saat berbuka yang menyebabkan kebutuhan nutrisinya terutama karbohidrat kompleks, serta sayur tidak mencukupi.

Gula dan minyak mengandung kalori yang tinggi, bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan maupun obesitas.

"Gula dan minyak juga berpotensi meningkatkan asam lambung, hati-hati (dalam mengonsumsinya) pada penderita maag dan GERD," ungkap Yustina.

Baca juga: Cara Mencegah Asam Lambung Naik pada Penderita Mag Selama Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com