Namun, semakin parah kondisi gegar otak, maka akan semakin besar pula risiko jangka panjang terhadap kesehatan.
“Pada tingkat tertentu, gegar otak mengakibatkan cedera otak, jadi kami tentu khawatir dengan efek akumulatif dari gegar otak,” ujar ahli bedah saraf di University of Utah Health, dr Gregory Hawryluk.
Lebih lanjut, Hawryluk berkata bahwa gegar otak yang parah dapat menyebabkan depresi maupun perubahan perilaku.
"Faktanya, kami berpikir bahwa beberapa kasus bunuh diri mungkin terkait dengan kerusakan otak yang diakibatkan oleh gegar otak,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pasien yang terindikasi mengalami gegar otak harus segara mendapatkan perawatan medis untuk mencegah efek yang lebih parah.
Baca juga: Hailey Bieber Alami Penggumpalan Darah di Otak, Kondisi Apa Itu?
Seperti dilansir dari Healthline, Rabu (7/8/2019) dalam banyak kasus, pemulihan gegar otak membutuhkan waktu sekitar 7 hingga 10 hari.
Jika tidak cukup istirahat dan mengikuti rekomendasi dokter, pemulihan mungkin memakan waktu lebih lama.
Perlu diketahui, apabila Anda didiagnosis mengalami gegar otak kemudian masih merasakan gejala antara 7 hingga 10 hari setelah insiden terjadi, segera periksakan diri untuk melihat apakah ada indikasi sindrom pasca-gegar otak.
Sementara itu, untuk perawatan gegar otak bergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami pasien. Sebagian besar gegar otak dapat disembuhkan di rumah, ataupun dengan pendekatan medis konservatif.
Untuk mempercepat pemulihan, pasien dengan gegar otak dapat melakukan hal berikut:
Baca juga: Ilmuwan Berhasil Merekam Aktivitas Otak Menjelang Kematian, Apa Hasilnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.