KOMPAS.com - Terdapat beberapa hal yang menyebabkan pencemaran air, yakni limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.
Misalnya, penggunaan fertilizer sebagai pestisida, yang kerap dilakukan secara berlebihan, dapat menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air.
Penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu, seperti insektisida dan herbisida, juga dapat mencemari air.
Pencemaran air dapat menjadi ancaman yang membahayakan lingkungan dan makhluk hidup.
Oleh sebab itu, pencemaran air harus ditanggulangi dengan cara-cara yang tepat.
Baca juga: Dampak Pencemaran Ekosistem Air
Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut adalah 3 cara menanggulangi pencemaran air:
Kolam stabilisasi bermanfaat untuk mengolah air limbah secara alamiah sehingga zat-zat pencemar dapat dinetralkan sebelum air limbah dialirkan ke sungai.
Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (untuk air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (untuk menghilangkan mikroorganisme patogen).
Pengolahan air limbah dengan cara ini membutuhkan alat-alat khusus.
Menanggulangi pencemaran air dengan IPAL dilakukan melalui tiga tahapan, yakni primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
Primary treatment adalah tahap awal yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter dan bak sedimentasi.
Baca juga: 3 Zat yang Menyebabkan Terjadinya Pencemaran Air dan Cara Mencegahnya
Secondary treatment adalah tahap kedua untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah.
Terakhir, tertiary treatment adalah lanjutan dari tahap kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor untuk menghilangkan mikroorganisme patogen.
Biasanya, kotoran, tinja, atau excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga.
Tinja bisa mengandung bakteri patogen penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, ini dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Pengelolaannya dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septictank yang ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif.
Pengelolaan kotoran dalam septictank dapat diolah secara anaerobik menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai sumber gas untuk rumah tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.