Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Pandemi Covid-19 di Indonesia dan Begini Strategi Pemerintah

Kompas.com - 24/02/2022, 20:01 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, saat ini tengah menghadapi gelombang baru infeksi virus corona yang salah satunya disebabkan oleh kemunculan varian Omicron.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, peningkatan kasus yang terjadi salah satunya dikarenakan transmisi lokal dari Omicron yang semakin banyak.

“Kasus harian baru sudah lebih tinggi dari varian Delta. Tren terus kita lihat (kasus naik turun). Pola-pola ini yang kita lihat bahwa memang semakin banyak transmisi lokal Omicron memicu peningkatan kasus,” ujar Nadia dalam webinar DBS Asian Insights Conference 2022, Kamis (24/2/2022).

Lantas, bagaimana kondisi pandemi Indonesia saat ini?

Nadia menjabarkan, pemerintah lebih yakin dalam menghadapi gelombang infeksi yang terjadi, dikarenakan telah belajar dari kondisi negara lain dan pengalaman masa lalu atau infeksi-infeksi sebelumnya.

Menurut dia, tingkat keterisian rumah sakit saat ini masih berada di level aman.

“Secara nasional keterisian rumah sakit masih 30 persen,” papar dia.

Baca juga: Belajar dari Pandemi Influenza, Apa yang Perlu Diperhatikan dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Hari Ini?

Dalam upaya menekan laju peningkatan virus dan mencegah kasus Covid-19 di Indonesia semakin meluas, lanjut Nadia, dilakukan penerapan sejumlah hal seperti menekan mobilitas dengan menerapkan PPKM bertingkat, percepatan vaksinasi, melakukan testing, dan tracing.

“Intensitas dan respons kita sangat tergantung dengan pola yang terjadi,” tuturnya.

Selain memastikan stok obat-obatan untuk virus ini tersedia dalam jumlah cukup, pemerintah terus mendorong seluruh masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Strategi pemerintah terhadap pandemi Covid-19 di Indonesia

Nadia menegaskan, pemerintah berfokus untuk mencegah infeksi, mencegah kasus menjadi parah, dan menurunkan kasus kematian.

“Kita cegah angka kematian, sebisa mungkin fatility rate harus turun,” kata dia.

Untuk mencapai hal tersebut, fasilitas kesehatan (faskes) disiapkan dan dioptimalkan agar dapat memberikan penanganan yang baik. Sehingga, saat ini rumah sakit diutamakan bagi pasien lansia, komorbid, dan pasien dengan gejala sedang hingga berat.

Adapun pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala atau dengan kondisi bergejala ringan dapat menjalani isolasi secara mandiri atau terpusat di fasilitas publik yang disediakan pemerintah.

Baca juga: Kapan Pandemi Covid-19 Bisa Menjadi Endemi? Ini Kata Kemenkes 

 

Warga melintas di dekat mural bertemakan Covid-19 di Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (21/7/2021). ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Warga melintas di dekat mural bertemakan Covid-19 di Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (21/7/2021).

“Faskes optimal, tentu jumlah kasus tidak boleh banyak,” ujarnya.

Masa isolasi juga telah ditetapkan pemerintah dengan melihat pola penyebaran virus ini. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk segera melakukan vaksinasi primer dan vaksin booster.

“Kewaspadaan terbangun, faskes terbangun, masyarakat tahu kita harus berdamai dengan virus. Ini kita rintis ke sana,” pungkas dia.

6 pilar transformasi penanganan pandemi Covid-19

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, Indonesia telah mengalami dua gelombang dalam perkembangan kasus Covid-19.

Melihat pemetaan secara global, terdapat banyak negara yang telah mencapai gelombang keempat kasus infeksi Covid-19, di mana jumlah kasus positif pada gelombang ini dapat mencapai tiga sampai enam kali lipat, jika dibandingkan dengan tiga gelombang sebelumnya.

"Tentunya Indonesia pun tak luput dari peningkatan ini, melihat sifat virus yang tidak mengenal batas wilayah," tutur Budi.

Baca juga: Vaksin Booster, Bisakah Mengakhiri Pandemi Covid-19? Ini Kata Ahli

Menurut dia, pemerintah telah mempersiapkan enam pilar transformasi untuk menangani pandemi Covid-19, yaitu:

  1. Transformasi layanan dasar kesehatan
  2. Transformasi sektor kesehatan
  3. Transformasi sistem kesehatan
  4. Pendanaan
  5. Transformasi sumber daya manusia
  6. Teknologi kesehatan.

Nadia menambahkan, penanganan Covid-19 memerlukan upaya dari hulu ke hilir.

Apabila edukasi deteksi dini bagi masyarakat dan langkah-langkah pencegahan merupakan strategi yang dilakukan di hulu untuk pengendalian transmisi, maka transformasi layanan kesehatan yang disiapkan pemerintah diperlukan untuk menangani kasus di hilir, saat seseorang telah dinyatakan positif Covid-19.

Sehingga, diharapkan dengan adanya transformasi ini, fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia dapat lebih siap menanggai kasus dan telah dilengkapi dengan sumber daya yang mumpuni.

Baca juga: WHO: Eropa Mungkin Bisa Menuju Akhir Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com