Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Bermain Boneka, Studi Ini Ungkap Manfaatnya terhadap Perkembangan Emosi Anak

Kompas.com - 07/02/2022, 13:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru mengungkapkan anak bermain boneka, ternyata dapat membantu mereka berbicara lebih banyak mengenai pikiran dan emosi orang lain, serta membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial.

Para peneliti menemukan bahwa anak yang bermain boneka lebih mudah untuk mengembangkan keterampilan sosial, teori pikiran, serta menumbuhkan empati.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (6/2/2022) pemimpin studi yang juga ahli saraf di Cardiff University, Dr Sarah Gerson menjelaskan anak-anak akan berkomunikasi untuk mendalami pesan terkait pikiran, emosi, dan perasaan orang lain.

Hal itu mereka lakukan saat menciptakan dunia imajiner atau khayalan dalam permainan peran dengan boneka.

Kendati sering diabaikan, Gerson berkata bahwa menfaat bermain boneka sangat baik bagi perkembangan emosi anak.

"Ini (bermain boneka) memiliki efek jangka panjang yang positif pada anak-anak, misalnya mendorong kemampuan bersosialisasi dan emosional yang lebih tinggi," ujar Gerson.

Baca juga: Boneka Anak Ivan Gunawan, Psikolog Sebut Igun Punya Sisi Feminin tentang Kasih Sayang

 

"Serta (anak bermain boneka dapat) membentuk keterampilan sosial seperti empati yang dapat diinternalisasi untuk membangun dan membentuk kebiasaan seumur hidup," sambung dia.

Dalam studi yang telah dipublikasikan tahun 2021 di jurnal Developmental Science ini, tim melibatkan 33 anak laki-laki dan perempuan berusia antara empat dan delapan tahun.

Mereka diberikan koleksi boneka Barbie serta aksesori lainnya seperti ambulans maupun kuda untuk dimainkan.

Lalu, para peneliti memantau setiap ucapan yang dikatakan anak-anak ketika bermain boneka menggunakan alat khusus yang dilengkapi teknologi pencitraan otak bernama functional near-infrared spectroscopy (fNIRS).

Metode tersebut, kata peneliti, bekerja dengan mengukur perubahan oksigen dalam darah dengan menyinari cahaya melalui tengkorak, sehingga memungkinkan mereka untuk melacak aktivitas otak saat subjek bergerak bebas.

Hasil studi menemukan bahwa anak-anak yang bermain boneka lebih banyak berbicara tentang pikiran dan emosi orang lain, dibandingkan ketika bermain di komputer seperti permainan menata rambut atau permainan membangun kota.

Anak-anak yang bermain dengan boneka dan lebih banyak berbicara tentang pikiran dan emosi mereka, dikenal dengan bahasa internal.

Baca juga: Ivan Gunawan Rawat 2 Boneka seperti Anak Sendiri, Psikolog: Igun Sehat Jiwa

Ilustrasi anak-anak bermain di area tangga. SHUTTERSTOCK/JACOB LUND Ilustrasi anak-anak bermain di area tangga.

Anak-anak dalam riset yang didanai oleh perusahaan boneka Barbie tersebut pun cenderung menanggap boneka sebagai orang kedua, dengan berbicara langsung kepada boneka. Sedangkan karakter di layar komputer dianggap sebagai orang ketiga.

"Bahasa internal dapat menunjukkan bahwa seorang anak sedang memikirkan pikiran dan emosi orang lain saat bermain dengan boneka," papar Gerson.

Untuk diketahui, anak-anak biasanya mulai menunjukkan tanda-tanda penggunaan bahasa internal saat mencapai usia empat tahun.

Pada usia ini, mereka mulai menyuarakan pikiran mereka dengan kata-kata, yang mengartikan bahwa mereka sedang mempertimbangkan pikiran, perasaan maupun keinginan diri mereka sendiri dan orang lain.

“Keterampilan ini sangat penting untuk berinteraksi dengan orang lain, belajar dari orang lain, dan mengarahkan berbagai situasi sosial. Penting untuk menjalin dan mempertahankan pertemanan, serta bagaimana mereka belajar dari guru, dan orangtua,” jelas Gerson.

Baca juga: Viral Artis Adopsi Boneka Arwah atau Spirit Doll, Ini Kata Pakar Budaya

 

Selain itu, studi tentang manfaat bermain boneka pada anak ini juga menemukan adanya peningkatan aktivitas otak di area posterior superior temporal sulcus (PSTS) ketika anak-anak berbicara dan menganggap boneka memiliki pikiran ataupun perasaan.

Area pSTS tersebut juga dinilai terlibat dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional seseorang.

Di sisi lain, peneliti dari Harvard Graduate School of Education yang tidak terlibat dalam penelitian, Benjamin Mardell menyatakan temuan bermain boneka yang bisa membantu anak-anak untuk memahami emosi dan pikiran orang lain tampaknya meyakinkan.

Namun, Mardell mengatakan bahwa penelitian itu seharusnya menggunakan semua jenis mainan role-play (bermain peran), selain boneka Barbie agar bisa mendapatkan hasil yang menyeluruh terkait manfaat bermain boneka pada anak.

“(Bisa menggunakan) objek apa pun yang dapat digunakan anak untuk mengenali perasaan orang lain (seperti) boneka binatang, sarung tangan oven yang berbicara dengan mereka, atau bahkan teman khayalan,” ujar Mardell.

Baca juga: Boneka Menyeramkan Ini Ungkap Postur Tubuh Pekerja Kantoran 20 Tahun Mendatang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com