Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Kusta dan Gejala yang Harus Diwaspadai Sebelum Cacat Permanen

Kompas.com - 01/02/2022, 13:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Kusta adalah penyakit kuno yang telah ribuan tahun menjangkiti manusia. Meski telah ribuan tahun ada, penyebab kusta ternyata baru diketahui secara sains pada tahun 1873.

Hari Kusta Sedunia (HKS) diperingati setiap Minggu terakhir Januari, di mana pada tahun ini peringatan tersebut jatuh pada 30 Januari 2022. 

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 24 Januari 2022 mencatat jumlah kasus kusta terdaftar yakni 13.487 kasus dengan penemuan kasus baru sebanyak 7.146 kasus.

Eliminasi kusta menjadi target utama pemerintah, terutama di 6 provinsi yang masih teridentifikasi kasusnya sampai saat ini, seperti Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Sebagai upaya pencegahan terjadinya kusta atau akibat buruk daripada penyakit yang juga disebut lepra ini, maka pahami penyebab dan gejala-gejala yang harus diwaspadai sebegai pertanda penyakit ini.

Baca juga: Hari Kusta Sedunia, Ini 4 Mitos Kusta yang Tidak Perlu Dipercaya

 

Penyebab penyakit kusta

Ribuan tahun menjangkiti manusia, penyebab kusta secara sains baru ditemukan pada 1873. Ternyata, kusta adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi dari bakteri atau kuman Mycobacterium leprae.

Bakteri ini ditemukan oleh ilmuwan Norwegia, Gerhard Henrik Armanuer Hansen. Untuk penghormatan untuk dia pula, sekaligus mengeliminasi stigma penggunaan nama lepra atau kusta, penyakit ini belakangan disebut pula dengan nama Morbus Hansen.

Riset terbaru pada 2008, kusta dengan tipe yang berbeda disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium lepromatosis.

Sejumlah deskripsi evolusi bakteri dan jenis kusta yang ditimbulkannya diurai lengkap dalam riset tersebut.

Penyakit kusta pada dasarnya dapat diobati. Namun, perkembangan penyakit ini sulit diukur secara in vitro. Ini adalah teknik pengembangbiakan kultur jaringan dalam istilah biologi.

Karenanya, masih banyak sisi penyakit kusta masih tidak dipahami, termasuk asal, rute penularan awal, dan waktu untuk penyebarannya. Tak terkecuali di Indonesia dan kasus penyakit kusta di Indonesia tak lagi sebanyak era 1970-an.

Baca juga: Penyakit Tertua di Dunia dengan Gejala seperti Panu, Itulah Kusta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com