Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Saat Tahun Baru Imlek Selalu Hujan? Ini Penjelasan Pakar

Kompas.com - 31/01/2022, 18:15 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun baru China atau Imlek 2573 akan jatuh pada Selasa (1/2/2022) esok hari. Tidak hanya dikenal dengan warna merah, angpao, atau seni tradisional berupa barongsai, Imlek pun identik dengan hujan.

Lantas, kenapa Imlek identik dengan hujan?

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin menjelaskan, bahwa secara penanggalan, tahun baru Imlek selalu jatuh di tanggal 20 Januari hingga 19 Februari atau 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah tanggal 4 Februari yang merupakan awal musim semi di China.

"Ini juga terkait dengan sistem kalender lunisolar yang dipakai bangsa Tionghoa," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/1/2022).

Baca juga: Mengapa Hari Raya Imlek Selalu Jatuh di Bulan Januari atau Februari? Ini Penjelasan Ahli

Menurutnya, sistem kalender lunisolar merupakan perpaduan pergerakan bulan mengelilingi Bumi dan Bumi mengelilingi matahari.

Sementara itu, dalam 19 tahun terdapat tujuh tahun yang berumur 13 bulan. Penyisipan bulan kabisat tersebut yang membuat tahun baru Imlek tidak selalu tetap di tanggal tertentu, melainkan mengikuti fase bulan baru.

"Di daerah subtropis seperti Tiongkok, matahari cenderung lebih tinggi saat tengah hari ketika Solstis Juni, dan cenderung lebih rendah saat tengah hari ketika Solstis Desember," papar Andi.

"Oleh karenanya, pembagian musim pra-iklim (pre-climate) menggunakan pembagian ekliptika menjadi 24 bagian yang disebut Chi (Qi)," sambung dia.

Dia mengatakan, tanggal 4 Februari merupakan awal musim semi di China atau disebut juga Lichun, sementara 15 hari setelahnya, yaitu 19 Februari merupakan Yushui atau hujan musim semi. Sedangkan, 15 hari sebelum tanggal 4 Februari adalah Dahan atau puncak suhu dingin di China.

"Untuk tahun-tahun tertentu, terkadang tahun baru Imlek selalu jatuh pada 19 Februari yang merupakan permulaan hujan di musim semi. Oleh karenanya, di Tiongkok sana, tahun baru Imlek berkaitan dengan hujan," terang Andi sambil menjelaskan penyebab turun hujan saat Imlek.

Secara astronomis, katanya, di Indonesia dan wilayah tropis lainnya yang terletak di antara dua garis balik matahari (23,4°LU dan 23,4°LS), maka matahari akan berada di atas kepala sebanyak dua kali setahun.

Khusus di Indonesia sendiri, periode pertama terjadi antara 20 Februari di Rote Ndao hingga tanggal 5 April di Sabang. Selanjutnya, periode kedua terjadi antara 5 September hingga 21 Oktober di Rote Ndao.

Pada periode pertama, angin muson tenggara yang membawa uap kering berhembus dari Australia ke India melalui Indonesia. Sehingga, sekitar akhir Februari hingga awal April terjadi peralihan musim penghujan ke musim kemarau.

Di periode kedua, angin muson barat laut yang membawa uap basah dan lembab berhembus dari India ke Australia melewati Indonesia, yang menyebabkan antara awal September sampai akhir Oktober merupakan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

"Sederhananya, saat matahari masih berada di arah selatan saat tengah hari, maka di Indonesia masih musim penghujan. Sedangkan saat matahari berada di arah utara saat tengah hari, maka di Indonesia sudah masuk musim kemarau," ungkapnya.

Baca juga: Mengapa Hari Raya Imlek Selalu Jatuh di Bulan Januari atau Februari? Ini Penjelasan Ahli

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com