Kendati demikian, tingkat kepunahan massal pada tumbuhan tampaknya lebih rendah dibandingkan hewan darat.
Sayangnya, studi baru juga menyebut bahwa beberapa orang juga menyangkal kepunahan massal keenam telah dimulai.
Selain itu, yang lain menerima kondisi hilangnya keragaman hayati sebagai lintasi evolusi baru dan alami.
Bahkan, beberapa menganggap bahwa keanekaragaman hayati harus dimanipulasi semata-mata untuk kepentingan umat manusia.
Baca juga: Letusan Gunung Berapi Jadi Pemicu Kepunahan Massal 450 Juta Tahun Lalu
"Kita adalah satu-satunya spesies yang memiliki pilihan untuk sadar mengenai masa depan kita dan keanekaragaman hayati Bumi," papar Cowie.
Inisiatif konservasi dilakukan namun itu tak dapat menargetkan semua spesies dan tak dapat membalikkan tren kepunahan spesies secara keseluruhan.
Tetapi upaya konservasi ini tetap harus dilanjutkan sebelum keanekaragaman hayati menjadi punah.
"Menyangkal krisis, menerimanya tanpa bereaksi atau bahkan menjadi pemicunya akan membuka jalan bagi Bumi menuju Kepunahan Massal Keenam," tambah Cowie.
Baca juga: Kepunahan Massal Satwa Liar di Bumi Semakin Cepat, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.