Sementara ini, para ahli masih belum mengetahui apakah infeksi Covid varian Omicron akan menyebabkan Long Covid-19, karena data yang ada saat ini masih sangat sedikit.
Oleh karena itu, terlalu dini untuk melihat bagaimana perkembangannya dalam beberapa bulan ke depan.
Akan tetapi, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa virus Omicron akan berperilaku berbeda dengan varian sebelumnya.
Di sisi lain, direktur di Mayo Clinic, Dr Greg Vanichkachorn menuturkan penyakit yang lebih ringan akibat infeksi Omicron dinilai memberikan rasa aman palsu.
"Lebih dari tiga perempat pasien kami memiliki penyakit yang sangat ringan, kemudian berkembang menjadi Long-haul Covid," katanya.
Baca juga: Kasus Kematian akibat Varian Omicron Dilaporkan di 4 Negara, Inggris Tertinggi
Hal ini ditunjukkan dalam penelitian Penn State College of Medicine yang dipublikasikan pada Oktober 2021 di JAMA.
Para peneliti memperkirakan, bahwa banyak dari mereka yang terinfeksi Covid-19 masih akan memiliki gejala setidaknya selama enam bulan setelah infeksi awal.
"(Kemunculan varian Omicron) ini terjadi pada waktu yang sangat sulit bagi banyak pasien. Banyak pasien kami sudah mengalami satu tahun (gejala Covid-19) sejak infeksi awal mereka," kata Vanichkachorn.
Dia telah mencatat peningkatan kasus depresi, kecemasan dan keputusasaan pada pasiennya baru-baru ini. Bahkan, setelah ancaman varian Omicron yang terus menyebar dan memberi kekhawatiran pada penyintas Covid-19, terutama mereka yang memiliki gejala Long Covid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.