Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Sebut Delmicron Hoaks, Ini 4 Faktanya

Kompas.com - 26/12/2021, 18:42 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan Delmicron disebut-sebut sebagai varian baru yang merupakan gabungan antara varian Delta dan varian Omicron.

Namun, Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman menegaskan bahwa itu hoaks.

"Berita Delmicron itu hoaks ya," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (26/12/2021).

Baca juga: Varian Omicron 500 Persen Lebih Menular, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Dicky menjelaskan, ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa Delmicron ini adalah hoaks.

1. Tidak terdaftar di GISAID

Dicky menyampaikan bahwa Delmicron yang disebut sebagai varian baru ini, tidak benar dan tidak ada datanya di GISAID.

GISAID Initiative adalah organisasi nirlaba yang membagikan data virus influenza dengan cepat melalui mekanisme yang unik karena dapat diakses siapa saja. Termasuk dalam hal ini mengenai perkembangan varian baru dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Delmicron itu lahir dari konspirasi yang menghubungkan atau mengaitkan antara varian Delta dan Omicron," ujar Dicky.

2. Tidak ada perkawinan dua rekombinan

Dicky memastikan bahwa hingga kini, tidak ada varian yang terjadi atas perkawinan dua rekombinan dua varian Delta dan Omicron.

"Yang baru ditemukan saat ini adalah perkawinan rekombinan antara varian Gamma dengan sub-turunan varian Delta, dan perkawinan rekombinan atas kedua varian ini pun masih kategori potensi saja," ungkapnya.

3. Penamaan varian tidak berdasarkan huruf Yunani

Fakta berikutnya yang diyakini kalau Delmicron ini hanyalah hoaks, yakni penamaan yang diberikan.

Dicky menegaskan, kalau bicara varian baru, maka yang memberi nama adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bukan penemu varian tersebut.

"Dan itu penamaannya melalui atau berpatokan pada huruf Yunani, dan di huruf Yunani tidak ada delmicron. Jadi itu jelas hoaks tidak ada dasar rujukannya," tegasnya.

Baca juga: Studi Sinovac dan Sinopharm Lemah terhadap Omicron, Haruskah Segera Mendapat Booster Vaksin?

 

4. Bukan istilah lonjakan kasus akibat Delta dan Omicron

Selain menjadi varian baru, di beberapa sumber pemberitaan juga menyebutkan Delmicron ini merupakan istilah yang merujuk pada lonjakan kasus infeksi akibat varian Delta dan varian Omicron.

Mengenai hal ini, Dicky kembali menegaskan, tidak bisa menggabungkan kedua nama itu sebagai istilah lonjakan kasus yang terjadi akibat dua varian yang berbeda.

"Kalaupun digunakan sebagai istilah lonjakan kasus, di mana di satu orang mendapat infeksi atau terinfeksi dua varian berbeda, tidak tepat juga," ucap dia.

Baca juga: Kasus Kematian akibat Varian Omicron Dilaporkan di 4 Negara, Inggris Tertinggi

Ia pun mencontohkan, kondisi beberapa kali lonjakan kasus di Brazil yang diakibatkan oleh penularan infeksi varian Alfa dan varian Delta, serta varian Delta bersamaan dengan infeksi varian Gamma.

Tetapi kemudian, penamaan penyebab lonjakan kasus itu tetap saja infeksi Covid-19 secara keseluruhan dan infeksi per varian tidak digabungkan istilahnya.

"Jadi, namanya tidak jadi delgamma atau deltalfa, nanti membingungkan juga," kata dia.

"Artinya tetap ketika terinfeksi infeksi Alfa ya infeksinya Alfa, tapi penyakitnya sama tetap Covid-19," tambahnya.

Sebelumnya, istilah Delmicron dilontarkan oleh seorang anggota gugus tugas Covid-19 Maharashta India, Dr Shashank Joshi.

Dr Joshi menyebutnya untuk menggambarkan situasi varian Delta dan Omicron yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di wilayah tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com