Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DNA Ungkap Mammoth Bertahan di Daratan Amerika Utara hingga 5000 Tahun yang Lalu

Kompas.com - 24/12/2021, 13:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mammoth berbulu mungkin bertahan di daratan Amerika Utara ribuan tahun lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Kesimpulan itu didapat setelah peneliti melakukan analisis potongan DNA mammoth.

Mengutip Live Science, Kamis (23/12/2021) dalam studinya ini, peneliti menganalisis sampel tanah yang diambil dari lapisan es di Yukon, di Kanada.

Banyak sampel yang berasal dari transisi Pleistosen-Holosen, periode yang ditandai dengan kondisi iklim yang berubah dengan cepat. Hal itu menyebabkan banyak mamalia besar, salah satunya mammoth menghilang dari catatan fosil.

Baca juga: Peneliti Temukan Fosil Mammoth Berusia 200.000 Tahun di Inggris

"Organisme terus menerus melepaskan sel sepanjang hidup mereka. Sebagian besar setelah terlepas, DNA tak bertahan lama di lingkungan dan dikonsumsi oleh mikroba. Namun ada pula DNA yang tersisa dan bisa saja terawetkan serta dapat memberikan pengetahun bagi peneliti," kata penulis utama studi Tyler Murchie.

Dari situ peneliti mendapatkan fragmen DNA.

Dengan menganalisis DNA dari sampel tanah yang diketahui umurnya itu, peneliti secara tidak langsung mengamati evolusi ekosistem purba selama periode yang bergejolak ini.

Hasilnya peneliti berhasil mengungkap kalau mammoth bertahan di daratan Amerika Utara lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Menurut data DNA, jumlah mammoth mengalami penurunan tajam pada transisi Pleistosen-Holosen, tetapi mereka tak menghilang sekaligus karena perubahan iklim atau perburuan yang berlebihan.

Studi sebelumnya yang diterbitkan Oktober di jurnal Nature, menunjukkan bahwa beberapa mammoth bertahan hidup di pulau-pulau terpencil yang jauh dari kontak manusia sampai 4000 tahun yang lalu.

Tetapi studi baru ini adalah penelitian pertama yang mengungkap kalau populasi kecil mammoth juga hidup berdampingan dengan manusia di daratan Amerika Utara hingga 5000 tahun yang lalu.

Meski begitu, kepunahan hewan berbulu di Amerika Utara ini masih menjadi pertanyaan. Peneliti menyebut tak ada keraguan mammoth berada di bawah tekanan perburuan manusia dan iklim yang berubah dengan cepat.

Namun, pertanyaannya adalah berapa banyak perburuan yang dilakukan dan apakah itu benar-benar membuat populasi mereka berada pada titik kritis atau tidak.

Baca juga: Studi Ungkap Manusia Bukan Penyebab Mammoth Punah

Murchie pun menambahkan, menganalisis DNA purba dari tanah berpotensi memberi tahu kita banyak hal tentang kehidupan purba. Dan permafrost Arktik sangat ideal untuk jenis studi DNA purba ini karena pembekuan mempertahankan DNA purba dengan sangat baik.

Tapi itu mungkin tidak selamanya. Sebab saat es di Kutub Utara mencair karena peningkatan suhu yang cepat, kita akan kehilangan banyak data sejarah kehidupan tersebut.

"Itu akan hilang sebelum ada yang mendapat kesempatan untuk mempelajarinya," ungkap Murchie.

Studi ini dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com