Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perak Ditemukan di Kotoran Cacing Berusia 500 Juta Tahun, Bikin Peneliti Bingung

Kompas.com - 23/12/2021, 20:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti dibuat bingung ketika mereka menemukan bintik-bintik perak mengkilap di kotoran cacing yang memfosil.

Ini karena tak ada penjelasan yang diketahui tentang bagaimana makhluk-makhluk itu bisa mendapatkannya.

Mengutip Live Science, Kamis (23/12/2021) bintik-bintik perak ditemukan di koprolit atau fosil kotoran di Pegunungan Mackenzie di Kanada.

Kotoran purba itu dihasilkan oleh cacing-cacing kecil yang hidup di bawah dasar laut ketika wilayah tersebut tertutup oleh lautan selama periode Kambrium, antara 543 juta tahun hingga 490 juta tahun yang lalu.

Peneliti menyebut bintik perak terbesar memiliki lebar sekitar 300 mikrometer, cukup besar untuk kotoran mahluk sekecil itu.

Baca juga: Kotoran Manusia Kuno Beri Petunjuk Runtuhnya Peradaban Suku Maya

 

"Penemuan perak di dalam koprolit (fosil kotoran cacing) sangat mengejutkan dan ini pertama kalinya kami melihat itu," kata Julien Kimmig, asisten profesor riset di Earth and Environmental Systems Institute di PennState.

Sebelum menemukan bintik perak di kotoran cacing itu, para peneliti awalnya bingung kotoran fosil itu berasal dari hewan apa.

Akan tetapi setelah memotong sampel batuan, mereka menemukan fosil cacing yang masih ada di liang mereka, yang mungkin dibangun di bawah dasar laut.

"Kami beruntung menemukan salah satu cacing masih di dalam liang. Meski sering menemukan koprolit dalam catatan fosil, tetapi jarang menemukan hewan apa yang memproduksinya," ungkap Kimmig menjelaskan fosil kotoran cacing yang menyimpan perak di dalamnya.

Baca juga: Kumbang Berusia 230 Juta Ditemukan di Kotoran Dinosaurus, Seperti Apa Wujudnya?

Terkait temuan bintik perak di kotoran cacing, rupanya peneliti sendiri tak percaya jika mereka adalah pelakunya.

Cacing hanya bisa mendapatkan perak dari dasar laut di sekitarnya.

Namun, setelah menganalisis sedimen disekitarnya, peneliti tak menemukan konsentrasi perak yang cukup untuk menjelaskan bongkahan yang cukup besar di koprolit.

Walapun belum diuji dengan dengan benar, perak juga dianggap beracun bagi invertebrata kecil seperti cacing.

Pelakunya kemungkinan adalah koloni mikroba yang mengeluarkan perak dari kolom air.

Mikroba ini kemudian menyimpan perak di dalam kotoran cacing sebelum menjadi fosil.

Baca juga: Kotoran Kelelawar Berusia 4300 Bantu Ungkap Masa Lalu Bumi

 

Hal tersebut menurut Kimmig bisa menjelaskan distribusi logam yang seragam di seluruh koprolit.

Ia juga menyebut bagian paling menarik dari temuan ini adalah mikroba itu diperkirakan telah 'menambang' logam begitu lama.

"Sangat menarik melihat apa yang dapat dilakukan mikroba dengan logam. Kita juga tahu saat ini mereka dapat mengekstraksi banyak zat yang berbeda dari limbah pertambangan. Dan melihat kemampuan itu sudah mereka miliki 500 juta tahun yang lalu adalah merupakan yang menarik," pungkas Kimmig.

Studi penemuan perak di kotoran cacing itu telah dipublikasikan secara daring di Canadian Journal of Earth Sciences.

Baca juga: Kotoran Telinga Tersumbat, Kenali Gejala, Penyebab hingga Penanganannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com