KOMPAS.com- Kotoran telinga adalah bahan lilin kekuningan di dalam telinga yang berasal dari kelenjar sebaceous di saluran telinga atau dikenal dengan istilah cerumen. Kotoran telinga dapat tersumbat, gejala dan penyebabnya juga bervariasi.
Bahan lilin pada kotoran telinga ini melindungi telinga dari debu, partikel asing, dan mikroorganisme dan juga melindungi kulit saluran telinga dari iritasi akibat air.
Tanpa kotoran telinga, saluran telinga akan menjadi kering, tergenang air, dan rentan terhadap infeksi.
Namun, jika kotoran telinga menumpuk atau menjadi keras, hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk gangguan pendengaran hingga penyakit lainnya.
Jika terlalu banyak kotoran telinga yang menumpuk dan menjadi keras, hal itu dapat menyumbat telinga. Telinga yang tersumbat mungkin terasa sakit dan dapat memengaruhi pendengaran.
Baca juga: Peneliti Temukan Cara Baru Deteksi Hormon Stres Lewat Kotoran Telinga
Dilansir Medical News Today, Kamis (27/9/2018) gejala infeksi telinga akibat penyumbatan kotoran pada bagian tubuh ini di antaranya sebagai berikut.
Cara membersihkan kotoran telinga, sangat disarankan untuk tidak memasukkan apa pun ke dalam telinga termasuk cotton bud atau alat lainnya.
Baca juga: Kotoran Telinga, Bolehkah Dibersihkan Sendiri dengan Cotton Bud?
Hal ini dapat dapat mendorong kotoran telinga lebih jauh ke dalam saluran dan memperburuk masalah.
Orang yang menghasilkan banyak kotoran telinga lebih mungkin mengalami penyumbatan dan impaksi kotoran telinga, yang menyebabkan kotoran terdorong jauh ke dalam saluran telinga.
Penyebab kotoran telinga berlebih juga dapat diakibatkan oleh aktivitas berenang.
Saat mencoba membersihkan kotoran telinga, sangat disarankan untuk tidak memasukkan apa pun ke dalam telinga termasuk cotton bud atau alat lainnya.
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Kita Punya Kotoran Telinga?