Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Fenomena Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 02/12/2021, 07:31 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Sejak awal era industri, emisi yang dihasilkan pembakaran bahan bakar fosil telah menjebak panas di atmosfer.

Hal ini mengakibatkan rata-rata suhu di Bumi meningkat sebesar 1,2 derajat celcius. Jika pengurangan emisi globak tak kunjung direalisasikan, siklus ini akan terus berulang.

Dilansir dari BBC, berikut adalah kontribusi perubahan iklim terhadap cuaca ekstrem yang terjadi i berbagai belahan dunia:

1. Gelombang panas yang lebih panas dan lebih lama

Met Office melaporkan, di Inggris, durasi gelombang panas yang terjadi lebih lama dua kali lipat dalam 50 terakhir.

Sementara itu, di Lytton, Kanada Barat, suhunya memecahkan rekor dengan menyentuh angka 49,6 derajat celcius.

Baca juga: Jenis Iklim di Dunia, Apa Saja?

Di belahan dunia yang lain, Rusia mengalami gelombang panas yang menyebabkan suhunya melonjak tinggi.

Gelombang panas yang intens seperti ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya kontribusi perubahan iklim, menurut World Weather Attribution.

2. Kekeringan yang memburuk

Ketika gelombang panas menjadi lebih panas dan lebih lama, fenomena kekeringan pun menjadi semakin buruk.

Di antara gelombang panas, semakin sedikit hujan yang turun sehingga kelembapan tanah serta persediaan air mengering lebih cepat.

Pada gilirannya, kondisi ini membuat tanah lebih cepat memanas, mengahangatkan udara di atasnya, dan menyebabkan panas yang lebih hebat.

Baca juga: Waspada Dampak Bibit Siklon Tropis 94W, dari Cuaca Ekstrem hingga Wilayah Berisiko Banjir

3. Lebih banyak kebakaran hutan

Kebakaran hutan dapat dipicu oleh tangan-tangan manusia secara langung, namun faktor alam juga memainkan peran dalam hal ini.

Siklus panas yang ekstrem dan lebih lama, yang disebabkan oleh perubahan iklim, menarik lebih banyak uap air dari tanah dan tumbuhan. Kondisi kering ini menjadikan kebakaran hutan lebih rentan terjadi.

4. Curah hujan lebih ekstrem

Dalam siklus cuaca yang normal, cuaca panas menghasilkan uap air dan uap air di udara, yang akan berubah menjadi tetesan hujan.

Namun, semakin hangat, semakin banyak pula uap yang ada di atmosfer sehingga menghasilkan curah hujan yang lebih tinggi, bahkan dalam waktu yang lebih singkat di wilayah yang lebih kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com